Jumat, 30 Oktober 2009

Bebby, Tante Ira dan Sumirah... [UM]

Akhir pekan ini aku uring-uringan banget, abis Beby pacarku 3 bulan terakhir ini, kayanya
ada gejala menjauhi aku... beberapa kali kupergoki jalan sama Teddy anak arsitek itu... en
beberapa kali kutelpon selalu maminya bilang kaga’ ada, malah tante Ira mami si Beby bilang,
" Udah, kalo mau main dateng aja...ntar juga pulang, tungguin aja Bon..." kata tante Ira
lembut.
Nggak tau Jack... malem ini, angin apa yang niup mobilku buat parkir di depan rumahnya..
pikir-pikir asyik juga kok ngobrol sama tante Ira... biar kata udah 40 tahun tapi bisa
ngobrol gaya anak muda.. itu aja dasar pemikiranku...
" Eeeeeiiiii.... anak muda... gitu dong apelin tante sekali-sekali... " sambut tante Ira
ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu centil itu hampir tandas, tante
Ira nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman
itu setelah kuputuskan mau jalan aja...
"Bonny... naik aja, ngobrol di atas aja yuuk.. " kudengar panggilan tante Ira dari lantai
atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home theatre... beberapa kali
kusetubuhi Beby di ruangan itu sambil nonton BF... tentu saja waktu nggak ada tante Ira.
Benar saja tante Ira sudah menunggu di ruangan itu... busyyyeett.. tau nggak Jack... aroma
parfum mahalnya semerbak lembut memenuhi ruangan itu... dan yang bikin biji mataku hampir
meloncat keluar pakaian yang dipakai doi... gaun panjang transparant, mirip gaun tidur, aku
yakin tante Ira nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal
kelihatan bayangannya kalo doi pake... agak canggung juga pada awalnya, palagi ketika tante
Ira menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka, ternyata gaun itu
berbelahan samping sampai ke pinggang. Tapi gaya ngobrolnya yang santai membuatku agak
santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap karpet atau langit-langit rumah, sebab
menatap kedepan yang kutemui kalo nggak paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok
dengan puting susu yang tercetak jelas di balik kain transparant itu.
"Kamu kenapa siih... kaya orang kedinginan..." tegurnya melihatku yang salah tingkah.
" Iya tante ACnya dingin banget..." jawabku asal kena, tapi memang di ruangan itu kurasakan
dingin sekali.
"Tante punya minuman sampagne, mau kamu Bon...? lumayan buat anget-anget..." Katanya sambil
membuka kulkas di sudut ruangan... wooow... ketika kulkas terbuka aku menyaksikan silhoutte
tubuhnya yang terbentuk karena sinar terang dari dalam kulkas menghilangkan bayangan kain
transparant. body yang sempurna dan memastikan perkiraanku bahwa tubuh berbody gitar ini
tanpa pakaian dalem, bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Ira berdiri
agak mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan minuman
dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku.
"Ayo anak muda, demi kehangatan tubuh..." kata tante Ira sebelum kita toast.... kuteguk
setengah gelas sampagne,... busyet... doi segelas disikatnya sampagne itu tandas... kuikuti
aja toh rasanya enak nggak kaya minuman keras lainnya... nggak lama gelasku penuh lagi,
karena tante Ira menuangkan lagi minuman enak itu... sampai beberapa kali.
"Gimana Bon..? sudah hangat tubuhmu...?" tanya Tante Ira.
" Iya tante apalagi deket tante... jadi hangat..." Aku tak menduga jawabanku menjadi kacau
begitu, tapi aku heran tante Ira malah ketawa geli dan tubuhnya makin mepet ke tubuhku.
" Kamu pikir tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan...? kamu deket tante aja
hangat, apalagi nempel pasti mendidih... hi... hi... hi... " kepalaku yang mulai pusing
akibat minuman, makin pusing aja sebab toket montoknya dengan kekenyalannya menempel ketat
di dadaku, sementara kepalaku diusap-usapnya manja.
" aduuhhh... kalo ini sih nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai kompor listrik yang
rusak... jadi bikin korsleting..." jawabku ngawur. Tante Ira ketawa ngakak... jari jemarinya
yang indah menelusup dan menggelitik masuk ke dadaku, matanya bersinar binal menatap
wajahku dengan gemas. Kesadaranku mulai goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu di layar
lebar home theatre itu sudah terpampang adegan mesum dari film BF, dan baju hemku sudah
terbuka seluruh kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar... uuiihhh... buah dada tante
irapun sudah terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot dadaku... entah siapa yang memulai,
bibir kami berpagutan, lidah tante Ira menggeliat liar melata masuk ke mulutku, membelit
lidahku dan dengan gemas kuremasi buah dadanya yang ternyata memang mengkal menggemaskan.
" kamu nakal Bonny... harus diajar sopan... " desisnya sambil diremasinya selangkanganku,
bahkan dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil dilolosinya dan mencuatlah kejantananku
dari balik celana jeansku.
"Iiiihhh... kamu malah nantangin ya...?" celoteh tante Ira disela-sela dengus nafasnya yang
memburu penuh nafsu, sambil meremasi kontolku yang sudah setengah ngaceng... dadaku
diciumi dan dijilatinya, aku menikmati aksi itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah
dadanya yang memang montok dan kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya....
wow... alamak... berbarengan dengan adegan di film, tante Ira kini juga sedang mengulum dan
menjilati kepala kontolku, membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan, kulihat wajah
tante Ira berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya, sesekali batang kemaluanku
yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya dengan ekspresi wajah gemas penuh nafsu...
"Mmmm... mantap sekali Bonn... tante suka yang macam begini..." sejenak dikocok-kocoknya
batang kemaluanku dan kembali dikemotnya.
" Iiiihh... keras banget Bon... gede lagi... tante jadi ngeri dehh... mmmm... ccllp...
clpp" kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil kunikmati aksi oral sexnya yang
canggih.
" Boon... tante juga mau digituin... " rengeknya manja sambil berdiri, langsung saja
kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah itu wajahku tepat di depan
bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur tercukur rapi.
" Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh... " protesnya centil, namun selanjutnya dengan posisi
berdiri tante Ira mengatur posisinya dengan lihay, kaki kirinya ditumpangkan di sandaran
sofa, sehingga wajahku tepat diantara selangkangannya


Wuuiiihhh... tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante Ira mengangkangi wajahku,
entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek... segera aku beraksi menunjukkan
kecanggihan oral sexku... kudaratkan ciuman dan jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah
menggembung gemuk akibat gairah seks yang meningkat.
" Booonnn... geliii doong sayaang... iiihhh... kamu nakal banget...." tante Ira mulai gemas
karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat yang dimauinya... pinggulnya bergerak
gemulai mencari titik kenikmatan.
" Eiiihhh...! yaaa... Bonny... disituuu... nikmat banget Booonnn..." celoteh tante Ira,
begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu... Rupanya tante Ira
bukan seorang yang penyabar... rambutku direnggutnya sehingga kepalaku terkunci dan dengan
mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya clitorisnya kemulutku...
"Hiiiii...! kamu nakal Booonn... hhooo... inii nikmaatnya bukan maenn... sayaang..sssshhhh..."
volume suara tante Ira makin meninggi sehingga lebih mirip teriakan... Pada suatu
kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum lembut dengan bibirku,
kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap mesra...akibatnya sungguh hebat..
diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante Ira mengejang...
" Uuuuuuunnnggghhh....! Boooonn... kamuu pinteeerrr dehhh...!! ooooowww...!!" sebuah
ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh tante Ira, tubuhnya menggelejat,
bagai tak terkontrol...
" Iiiihhh... tak kusangka... kamu pinter mainin tubuh perempuan... bocah ganteng..." bisik
tante Ira sambil menggelendot manja di pangkuanku, setelah disambar badai orgasme...
" Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya pingin diajarin..."
jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya.
" Eeeh... kamu percaya nggak sih... dengan oral sex, jarang banget tante bisa orgasme,
seumur-umur bisa dihitung jari deh...ini siiihh... bibir kaya begini ini yang bikin tante
lemes sebelum tempuuurr... " bibirku dijewer mesra... matanya menatap bibirku penuh hasrat
birahi, sampai bibir manis yang setengah terbuka itu gemetar menahan gemas... akhirnya
dengan penuh luapan birahi, bibirku dilumatnya habis-habisan... kembali dengus nafas betina
tante Ira menderu, menuntut penuntasan. Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu
bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit vaginanya ke
batang kemaluanku... wajahku habis dihujani ciuman penuh birahi... serta leherku dikecupinya
dengan liar, terasa celekat-celekit di seputar kulit leherku... pantat montoknya yang bergerak
gemulai, kuremasi dengan gemas... jari tengah dan telunjukku merambah liang sanggama tante Ira
yang ternyata sudah kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa.
" Boonny... c’mon baby... kita mulai permainan yang sesungguhnya... tante siap menghajar si
bontot yang bongsor ini..." bisik tante Ira sambil meremasi batang kemaluanku yang ready
combat. Dengan posisi tetap saling berhadapan, tante Ira mengangkang di pangkuanku...
batang kemaluanku
dituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa... bibir manis tante Ira
bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan batang kemaluanku ke liang
sanggamanya, ujung batang kemaluanku digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit
demi sedikit ditekan.
" Si bontotmu bandel banget... susah disuruh masuk... " bisik tante Ira.
" Punya tante kelewat rapet siih.." jawabku
" Bisa aja kamu, si bontot ini yang kegedean..." sahut tante Ira sambil menggigit bibir
bawahnya dengan alis mengerinyit... ketika kurasakan kepala kontolku sudah amblas di jepitan
liang sanggama tante Ira... ketika batang kemaluanku masuk setengahnya... kembali ditarik
keluar... kemudian masuk lagi, begitu beberapa kali diulang-ulang dengan hati-hati dan aku
nggak boleh bergerak oleh tante Ira, ternyata akhirnya habis juga batang kemaluanku ditelan
liang sanggama tante Ira... pinggul montok tante Ira mulai bergerak dengan mata setengah
terpejam serta bibirnya mendesis lirih... besutan perdana otot vagina tante Ira pada batang
kemaluanku sangat nikmat, kurasakan seperti pijitan bidadari... gerakan pinggul tante Ira
makin cepat dan makin kuat dan pijitan bidadari itupun semakin menjadi-jadi nikmatnya, aku
masih belum mengadakan counter attack... kulampiaskan kenikmatan ini pada sepasang payudara
montok yang bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum dan kusedot bergantian sepasang puting
susu berwarna coklat gelap yang mencuat keras.
"Hooo..! hhooo..! hhh...hhh... nikmat bukan main Booonnn.! oooohhh..!" kembali volume suara
tante Ira meninggi... dan makin tinggi..mendorongku untuk menyambut goyang gemulai pinggul
tante Ira, kuayunlah pinggulku... sekali, dua kali, tiga kali...dan ke delapan kali ayunan
pinggulku...
"Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo... my God..! Booonnny..! tante...nggak...tahaaann..!" Suara
tante Ira atau lebih tepat disebut teriakan, terdengar parau.Wajah manis tante Ira
menegang... bibirnya gemetar... giginya terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada
pundak dan pinggangku mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang menembus
kulitku... Tepat pada ayunan pinggulku yang ke sepuluh...
"Aaaaaaaakkkkkkhhhh.....! ya ammppuuunn Boooooonnnyy...!" Teriakan panjang itu mengiringi
tubuh sintal Tante Ira sejenak meregang kuat, kemudian menggelejat liar, bagaikan
sekarat... ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat, sehingga terdengar suara ceprat-ceprot
dari selangkangan kami... Sesaat kemudian tubuh sintal yang bergerak liar itu menelungkup
lunglai di atas tubuhku.
"Terus..kan.. jangan hhh...berhenti...hh..hh Bon... ganti..an tante di..di bawahh... gilaa
lemesss bangeth..hh..hhh" bisik tante Ira ketika aku menghentikan ayunan pinggulku...
kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan tubuh tante Ira di karpet...
"Ayo sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu... " walau dengan suara lirih tapi nadanya
penuh tantangan... membuatku bersemangat lagi dan kembali batang kemaluanku menyungkal
selangkangan tante Ira...
" Iiihh.. letoy amat siiihhh..." cela tante Ira ketika dirasakan sodokan kontolku
setengah-setengah... akupun meningkatkan speed dan power
" Eh..Eh..hhhh... Tante... ya...kin kamu bisa lebih kuat... lagi Boon..." walau dengan
kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Ira masih bernada tantangan dan membuatku agak
panas juga...kuperkuat dan kupercepat rajaman kontolku menghajar liang sanggama tante Ira.
"Aaaihh..! gilaa... hhhooo... sss... ayyyoo Booonn... lebih dalammm..!"Dengan celotehnya
yang aneh, kata-katanya keras penuh tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan
memilukan, entah bagaimana yang dirasakan tante Ira... yang jelas kubaca ekspresi wajahnya
nampak menahan sesuatu... entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali
menggeliat-geliat tak beraturan
" Ooooohhh...! ooooww...! C’mooon baby... jangan letoooyyy... keras... keras...! yaa..
lebih keraaaasss...Oooouugghh..!"akh irnya aku tak peduli lagi... kujawab tantangan tante
Ira, dimana kini aku sudah tanpa ampun menghajar liang selangkangan yang terkangkang
lebar... kukerahkan seluruh kemampuanku untuk menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang
kemaluanku keluar-masuk liang sanggama Tante Ira, walaupun kulihat air mata Tante Ira
bercucuran bercampur keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei, walaupun begitu
suara celotehnya tak berubah...ditingkahi rengekan yang mirip suara tangis...
"Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! " game point akhirnya tercapai dengan kuberi
score 3 orgasme untuk tante Ira, sedangkan pointku 1 kumuntahkan spermaku yang hampir 3
minggu mengendap, ke buah dada tante Ira dan matanya yang nanar menatap dengan saksama
proses menyemburnya spermaku yang sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih
mulus.
"Sss...oooohhh.. iiihhh kental banget Boon...sampe lengket " desis tante Ira ketika dengan
tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan tubuh bagian depannya..
" Boon..nny... tante lemes banget nih... nggak bisa bangun... tolong dong ambilin air es di
bawah..." suara tante Ira kudengar lirih dan agak serak, kulihat wajahnya pucat pias dengan
sorot mata yang nampak kuyu kehabisan tenaga... tubuh sintal yang mulus tampak berkilat
oleh basahnya keringat dan pejuhku... tergolek telentang tak berdaya di karpet ruangan.
Ketika aku sedang memilih botol air mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku
menangkap suara aneh... kucari arah suara sayup-sayup itu... ternyata dari arah dapur di
balik dinding ruang makan ini... karena penasaran kucari pintu ke arah dapur... kudapatkan
lubang penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk lewat makanan... dengan
sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu... edaann..! gimana nggak edan..?
kalian tahu broer... Sumirah... pembokat tante Ira, sedang nungging di meja dapur dengan
tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil merintih-rintih sendiri... tau nggak lagi ngapain
do’i..? lagi masturbasi jack..! gue bilang edan, karena masturbasinya pake dildo
alias ****** mainan, dapet dari mana pula si Sum ini... Gila... ngaceng lagi ngeliat gaya si
Sum... eh gue ngga nyangka tubuh pembokat ini begitu mulus, kulihat dari pantatnya yang
bulat dan bahenol itu sangat mulus bersih... aahh sial aku harus balik ke atas tante Ira
pasti nunggu minumannya..
dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di dapur. Di ruang Home Theatre kulihat
posisi tubuh tante Ira tak berubah, telentang bugil di karpet ruangan... ternyata si tante
tidur pulas banget, berkali-kali kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya,
bergerakpun enggak... iih.. kaya’ mati tidurnya... tiba-tiba kuingat sesuatu.. langsung aku
cabut lagi kebawah... tau dong ente broer... kuintip lagi adegan di dapur... asyiik masih
lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati... Si Sum terjingkat
kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur.. dengan wajah merah padam perempuan muda
ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh bahenolnya yang telanjang... he..he.. rok
bawahannya ada di bawah kakiku... akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin
selangkangannya yang sempat kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah..
"Eeehh... terusin aja Sum.. gue cuma pengen nonton aja... atau mau gue bantuin..." kataku
sambil cengengesan... sambil kudekati tubuh bahenol yang meringkuk mojok... mendengar
gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang aku yakin pasti kaget, malu jadi satu
" Mas Bonny, bikin kaget... sih.. nakal banget.." sahutnya lirih, sambil beringsut mengambil
rok bawahannya.
" Mau bantuin malah dikatain nakal, gimana siih..?" selakku sambil kuikuti langkahnya...
" Kalo mau bantu... ya nggak disini.." sahutnya dengan suara setengah-setengah, namun
matanya mengerling menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur keluar dari dapur...
Dugaanku tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi ketika kubuka, pintu kamar itu
tak dikuncinya... sengaja... kulihat si Sum tengkurap di ranjang. Aku benar-benar sudah
mata gelap... semenjak kontolku dibikin ngaceng oleh aksi masturbasinya tadi, aku naik ke
ranjangnya... kusingkap rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecupi tengkuknya yang
ditumbuhi bulu-bulu halus... tubuh bahenol si Sum bergidik karena ulah nakalku...
" Mas Boonny... gangguin orang aja siih..." Sum merengek manja, namun tak berusaha
menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya, malah kuarahkan kecupan dan jilatanku ke
punggungnya yang berkulit bersih, setelah kupelorotkan blouse merahnya. Sumirah perempuan
27 tahun bertubuh sedang, badannya subur, namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya
bahenol... karena memang kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan
ini memiliki pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat serta kemontokan
tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata. Wajah..? tidak mengecewakan, bahkan jika
didandanin... nggak kalah deh sama Jihan Fahira. kelebihan lain si Sum, adalah genit dan
centilnya yang minta ampun... paling nggak tahan melihat lelaki tinggi gede dengan kumis
dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya banyak bulu.
"Lubangmu udah basah aja siih.." tanyaku setelah jari tengahku merasakan licinnya liang
sanggama si Sum.
" Iiihh.. ya jelas dong... seandainya di dapur tadi mas Bonny nggak gangguin, saya udah
dapet lho..."
" Ntar gue gantiin 5 kali lipet... langsung gue masukin aja ya..?"
" Saya takut sama nyonya lho mas.."
" Do’i pules banget tidurnya... makanya cepetan gue masukin ya..?.." kataku sambil
kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya.
" Iiiihh ngeriii... gede bangeethh..." desis Sum centil, ketika batang kemaluanku bagai
ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat...
" Gue tanggung bakal mantap deeh..." kataku meyakinkan, sambil tak henti-hentinya tanganku
meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan mengeras...
"Sssshhhh.... mas Bonny... asal bikin Sum... puaaas kaya nyonya ...." rengeknya manja
sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada puting susu kirinya...
Sum mulai membuka pahanya, kubesut-besutkan batang kemaluanku yang sudah membengkak itu ke
bibir vagina si Sum... wooow... si Sum mulai membalas seranganku... dihujaninya leher
dan dadaku dengan kecupan dan gigitannya... jari-jari tangannya meremasi otot punggungku.
"Eeehhh... hhh... nngghh... maaasss... Sum udaah nggaakk tahann..." rengek Sum di sela-sela
dengus nafasnya yang tak beraturan... aku tahu apa yang diinginkannya, tanpa dikomandoi
kami segera pasang posisi.... Sum menekuk kedua kakinya yang mengangkang ke atas, sampai
lututnya menyentuh payudara, sehingga bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang
berwarna merah segar dan basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah
menantangku... sejurus kemudian jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut...
giliran aku sekarang yang nggak sabar... dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala
batang kemaluanku kesasarannya... seperti yang sudah kubayangkan... liang sanggama si Sum
tak muat dijejali kepala kontolku... lagi-lagi aku diharuskan sabar... apalagi kulihat si
Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku untuk menembus liang
sanggamanya... maka kugunakan cara yang dipake tante Ira tadi...
"Oookh..! maaass...! sa..sakkiiit..." keluh si Sum memelas... dengan ekspresi meringis
menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk.
" Tahan Suum... hhh... " keringat berhamburan dari pori-pori tubuh kami, dalam upaya
penembusan di pintu nikmat...akhirnya diiringi rintih sakit dan usaha keras... amblas
jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah selangkangan si Sum... kudengar si Sum
membuang nafas lega dan menjatuhkan kepalanya ke ranjang... sesaat kemudian si Sum
menyatakan siap tempur, aku memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu
pelumasan.
"Ooohk.. pelan maass...sss ho’ooo iyaaahh.. " pelahan tapi pasti, kesulitan mulai berkurang
dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai terasa...dibandingkan dengan postur tubuhku,
tubuh si Sum nampak kecil... tapi tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa,
dan tak kusangka ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan
geol yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat
lelaki... semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku... sementara si Sum sendiri
terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat menikmati serangan
olah sanggamaku
"Heh... hh.. heh... mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama... barenggiin yaa..?
tahhan... maass... hajar lebih daleemm lagi..." Ekspresi wajah dan gerak si Sum mulai
gelisah... kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku... kedua tangan Sum kutekan
ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu dengan kedua kakinyapun kubuat
terbatas gerakannya... mulailah ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkeras... kepala batang
kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi
dan hajaran semakin keras...akibatnya... tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat
liar melepas orgasme.
"Oooowwwhhhh..mas...mas...mass ss Boonn..nnyy.. nnnggghhh...!" lenguhan panjang mengiringi
lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita... aku masih stabil mengayun dengan hi speed
dan hi power.... dengan posisi tetap terkunci kulihat kembali wajah Sum menegang dengan
mata membelalak menatapku seolah takjub...
"Ooooww...! hoooohhh... maaaassss... Suumm dapettt lagggggiii!" tubuh bahenol si Sum kembali
kelojotan hebat disambar orgasme keduanya... pada saat itu si Sum masih berusaha
menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol pinggul sejadi-jadinya.
"Woooohhh...! ayooo... keluariiin... mmaass..hhhhiihh..!" seru si Sum dengan wajah penasaran.
liang sanggama yang semula seret dilalui batang kemaluanku, kini terasa licin dan begitu
loncer, sampai mengeluarkan suara ceprat-ceprot, karena membanjirnya cairan vagina si Sum
akibat dua kali orgasme.
"Gimana Sum..? hhh... masih pingin dapet lima kali.." tanyaku sambil masih mengayun
kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin becek.. kali ini ayunanku tak
sekencang dan sekuat tadi.
"Ngghh... bisa semaput mungkin... wih.. wih mas Bonny kaya badak... kuat banget..." jawab
si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan pinggulnya bergerak lagi.
"Maass... ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?" kata si Sum sambil menjulurkan lidah
panjangnya.
Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya yang ketiga, dan kira-kira
2 menit kemudian saatkupun tiba... kuhajar liang sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang
muncratnya sang bubur sumsum... dengan gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi...
akhirnya muntahlah lendir syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus
oleh wanita berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai
benar-benar kering spermaku.
"Iiih... mas Bonny ternyata jagoan ******* lho... seumur-umur baru sama mas Bonny ini Sum
bisa keluar berturut-turut... iiiihhh... ngeriii deeh.."kata si Sum menyatakan
kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin.
"Kenapa kok ngeri...?" tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya celana dalamku.
" Kalo ketagihan gimana...? enaak banget siih.." si Sum membungkus tubuh bahenolnya dengan
handuk.
" Selama pusaka gue masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak berapa kali gue kasiih.."
sahutku sambil mengenakan celanaku.
" Iiiihhh... dasar lelaki... ngomongnya doang... kaya mas Bonny ini, pertama anaknya
disosot, terus nyokabnya digagahi pula... eh.. eh... babunyapun dihajar juga..!" kata si
Sum sambil ketawa genit.
" Sialan lu... siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh... Sum lu punya ******-kontolan
beli dimana lu...?"
" Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang siomay... ketahuan nyonya, saya
lagi di***** di garasi... nyonya takut Sum meteng... lalu Sum dilarang pacaran sama
Supar..."
"Hubungannya ama ****** mainan itu apa..?"
" Sum bilang, kalo 3 hari nggak di***** lelaki, Sum suka pusing dan uring-uringan... terus
itu dikasih mainan itu sama nyonya... lumayan bisa dipake kapan saja Sum pengen..."
Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo pemberian tante Ira...Tepat jam 24.00 gue balik ke
ruangan Home Theatre... kulihat tubuh tante Ira masih belum berubah posisinya...
benar-benar pulas tidurnya, Gue duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang gue
bawa dari bawah... duduk di ruangan ini gue jadi inget waktu hubungan gue ama Beby lagi
hot-hotnya... di ruangan ini pula pertama kali gue setubuhin tubuh montok Beby... setelah
kena gue bo’ongin...gue inget itu setelah 2 minggu gue resmi macarin do’i...
" Beb... nonton VCD aja yuuk... gue baru dapet kiriman dari Anto’ temen gue yang di Amrik...
" Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu.
" Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama gue? ditonton di rumah kenapa..?" Sahut Beby sengit.
" Beby, karena gue pengin nonton berdua ama lu... gue rasa lu juga suka..."
" Iiih sok tau deeh... emang lu tau film kesukaan gue....? ayyooo deh sayyyaangg... gitu aja
ngambek.." Beby bangkit dari duduknya sambil merapikan blouse dan roknya yang sempat gue
bikin lecek saat session peluk, remas dan cium selama setengah jam... yang akhirnya bikin
gue horny berat berkepanjangan... udah gue niatin bahwa malam ini, gue harus bisa
meranjangkan Beby... bosen aja lebih sepuluh malem gue dibikin horny lewat peluk, cium dan
remasan-remasan di ruang tamu rumahnya... nggak tuntas friend... kalo nggak nyokabnya lewat,
si Sum sambil nyeletuk jorok...
"Oooh my God... lu tau aja Bon film kesukaan gue..." bisik Beby yang duduk di sebelah gue..
setelah seperempat jam film terputar...
" Itu salah satu bentuk perhatian gue ke orang yang gue sayang..." sahutku spontan...
padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Beby suka film-film yang agak jorok, seperti film
VCD yang gue pinjem dari Tedjo temen gue.
" Cuma gue nggak tau kenapa lu suka dengan film begini Beb..?" tanya gue lembut.
" Karena gue kepengin jadi cewek dalam film itu.." jawab Beby dengan suara mendesah, gue
menangkap nyala gairah dalam kerling matanya yang sekejap menyambar mata gue... gue tangkap
isyarat itu... gue peluk tubuh Beby dengan lembut... " Gue akan mewujudkan apa yang lu
pingin..." Sahutan gue segera disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat... bibir kami
berpagutan dengan gairah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling belit
dengan liar... gue rasain desah nafas Beby mulai tak beraturan,
tangan gue mulai gerayangan masuk kebalik blouse Beby, tubuh sintal Beby menggeliat dan
mendesah lirih ketika tangan gue mengelus kulit pinggangnya dan bergerak menggelitik
punggungnya, kembali tubuh sintal ini menggeliat resah mendesak ketubuh gue disertai remasan
gemas pada otot punggung gue... gue ngerasain kekenyalan payudara montok gadis berdarah
Menado ini... sekali sentil lepaslah kaitan BH berukuran 36B di punggung Beby...
" Oooohhh... Boonnyy..." desahnya lirih dengan mata setengah terpejam
" Sayaangg..." sahut gue pendek
" Lu bandel..." katanya sambil merenggut T-shirt gue lepas dari tubuh... dan gue juga
ngelakuin hal yang sama.... mata gue nanar ngeliat kemulusan tubuh atas Beby yang baru kali
ini gue liat seutuhnya, payudaranya yang montok nampak mengkal mengeras dengan puting susu
berwarna merah tua tampak mencuat ke depan... Gila bener gue ga’ sabar friend... gue sosot
aja langsung puting susunya sebelah kiri....gue mainin lidah gue disitu.
" Ooooww.. my god... Bonnny lu emaaangg bandelll..." tubuhnya menggerinjal keras. posisi
tubuh Beby kini duduk mengangkang di pangkuan gue, saling berhadapan... Tubuh indah Beby
hanya terbalut CD mini berwarna hitam... ooo... friend tangan gue kaya nggak bosen
ngeremesin payudara indah Beby yang sangat montok dan kenyal bak karet... gue yakin ekspresi
wajah Beby menunjukkan rasa kenikmatan... dan gue juga yakin do’i pasti suka... sebaliknya
dengan liar do’i membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka gue... dada
bidang gue tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik berkuku
panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan... tangan gue mulai merayap ke balik
CD hitamnya dan gue remasi pantat besarnya yang terus di goser-goserkan ke tubuh gue...
gue temuin lubang anusnya... sejenak gue elus-elus dan bergerak lagi sedikit gue ketemu
sekumpulan rambut halus yang lumayan lebat... jari gue menerobos rerimbunan rambut kemaluan
Beby... sampai gue temuin belahan bibir vaginanya... ternyata udah basah licin...jari gue
bergerak menggelitik syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini.
"Booonnny.!! terusin...!!! sayannnnggg gue pengin tuntasin hasrat ini..." suara Beby
bergetaran parau merespon aksi jari gue di selangkangannya. Gue rebahin telentang tubuh Beby
diatas sofa hitam Beby pasrah ketika CD hitamnya gue lepas, waoow.. manakala sepasang kaki
panjangnya direntang lebar... mempertontonkan bibir vagina yang merah basah dikelilingi
rambut kemaluan yang rimbun terpotong rapi... tanpa banyak cincong kusosot pangkal
selangkangan indah itu, gue mainin tarian lidah di antara bibir vagina yang beraroma khas...

"Sssss...hhhoooo..! " pinggul besar itu bergerak gemulai menyesuaikan dengan tarian lidah
gue, diiringi rintih dan desah yang menggambarkan kenikmatan birahi seorang wanita, lidah
gue menari lincah membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras... jari tengah gue
menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin... Beby
mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya menggelitik dinding
liang cintanya.... tangannya menggapai selangkanganku yang sudah menggembung, akibat
desakan kemaluanku
" Booonnyy... gue pingin punya lu... iiihhh... keras banget... gede nggak Bonn...?" sambil
ngoceh nggak jelas, Beby dengan cekatan berhasil menelanjangi gue, posisi kita menjadi 69,
kembali gue dengar teriakan kagum dari Beby yang kini gue yakin sedang berhadapan dengan
to’ol gue yang panjang maksimumnya 18cm dengan diameter 5.5cm.
" Gilaaaa... baru kali ini gue temuin musuh seseram ini... gue suka Bonnn.... gue nggak
sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh keras lagi" kata Beby dengan
suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang kemaluan gue dihajar bibir indah yang rada
dower milik Beby, lidahnya dengan lincah menjelajahi area selangkangan gue, bahkan dubur
gue nggak luput dari aksi lidahnya yang liar dan nakal... dalam posisi 69 ini, serangan
balikku tak kalah galak... klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan
sapuan lidahku... sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik syaraf-syaraf
birahi di seputar dinding liang sanggamanya...
" sssh.. sss ampuun Boonn...! ooowww gue nggak tahan... hh hh.. gue pengen... orgasme dengan
si bongsor ini..." seru Beby dengan suara gemetaran, gue belum jawab, Beby sudah merubah
posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan sepasang kaki panjangnya terentang lebar,
mempertontonkan anatomi rahasianya... sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung
gemuk, bergerak kembang kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan
lebat... matanya yang agak sipit menatap gue dengan tajam penuh ketidak sabaran...bibirnya
yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes gue yang lelet..
" Booonn... hhh...hhh... ayo sayaaangg.. lu juga bakal gue kasih nikmatnya olah cinta gue...
mmm...ooohh..." suaranya mendesah dan mendesis, sambil jari-jari tangan kirinya mengelusi
kadang menjebirkan bibir vaginanya yang sedower bibir atasnya... Dengan gaya yang sangat
cool gue berlutut diantara pangkal pahanya... gue remas sepasang payudara montoknya dengan
dua tangan... cewek Fak. Ekonomi setahun di bawah gue ini mengeram resah... hhmmm sepasang
kaki panjangnya bergerak menjepit pinggangku , sehingga bibir vaginanya yang licin menempel
erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak... kemudian dibesot-besotkannya belahan
bibir vaginanya yang basah dengan liarnya... matanya tampak mengerinyit kesal.
" Bonny lu nakal banget siiih... " protesnya
" Gue suka ngeliat cewek yang nggak ketahanan nafsunya... bikin gue tambah terangsang.."
sahut gue kalem, sambil mata gue menatap matanya penuh arti.. kepala batang kemaluan gue
yang mirip topi baja itu gue oles-olesin di sepanjang belahan bibir vagina Beby sampai
menyentuh klitorisnya yang mengintip malu-malu, disambut desah resah, pinggul montoknya yang
terus bergerak, bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali, wajah gemasnya
terpancar jelas lewat sinar matanya yang agak sipit... ekspresi bibir dowernya, kadang bibir
bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya yang beradu dengan
rahang mengeras... mmm...ssss kali ini gue yang nggak tahan melihat ekspresi wajah Beby yang
sangat natural
Gue arahin ujung topibaja kemaluan gue ke pintu liang sanggama Beby... dan langsung gue ayun
masuk, tubuh Beby menggerinjal.
" Akkhh..!" serunya tertahan, wajah Beby gue lihat meringis kesakitan dan mata sipitnya
terbeliak menatap gue.
" Pelan-pelan sayaang... gue makin nggak sabar... ayo lagi.." desisnya penuh penasaran.. Gue
ulangi langkah pertama tadi, dengan agak hati-hati... beberapa kali ujung topi baja ******
gue kepeleset ke samping atau kebawah.. walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama
untuk membantu melicinkan jalan masuk yang sempit... beberapa kali gagal membuat Beby
tambah semangat... dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan
kakinya...
"Yaaa....! tekaaannnn... hoo’o...ssss.. aahhh..! Boonny tahann..." dengan ekspresi yang
sulit gue ceritain.. Beby memberi aba-aba... dan gue berhenti mendorong sementara topi baja
itupun amblas..gue lihat nafas beby tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan
membasahi tubuh mulusnya...
" Dorooongg lagi... dengan lembut saayyyaangg....ooookkkhhh..!" kembali gue bergerak dan
berhenti ketika gue lihat telapak tangan kanannya membuka lebar seperti memberi kode
berhenti... setengah panjang batang kemaluanku kini amblas tertanam di pusat selangkangan
Beby.

" Siapa takuut..?" bisik Beby... setelah beberapa saat tubuhnya tak bergerak bagaikan mati
dengan nafas tersengal-sengal... matanya yang sipit menatap gue penuh tantangan... tiba-tiba
gue rasain gerakan lembut seakan mengurut dan menarik batang kemaluan gue yang amblas di
liang sanggama Beby... ternyata Beby menggunakan otot perutnya, membuka jalan masuk batang
kemaluan gue ke dasar liang sanggamanya, gue sedikit bergetar dengan kenikmatan yang gue
rasain dan akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan gue tertelan liang
cinta di pusat selangkangan beby...
" Ayo jantan... berdansalah di atas tubuh gue.." bisik Beby sambil lidahnya yang runcing
panjang menggapai daun telinga gue...dengan gerakan coba-coba kuayun lembut pinggul gue..
keluar dan masuk... Beby mendesah dengan mata setengah terpejam.
" Nikmat Beby sayang..?"
" Bukan main... otot jantan lu memenuhi liang cinta gue, teruskan sayaang jangan ragu.."
desah Beby dengan mata masih terpejam tampak menikmati, sambil menggerumasi rambut gondrong
gue. Tarian pinggul gue, disambut desah dan desis kenikmatan disertai remasan lembut
jari-jari lentik Beby pada segenap otot punggung gue, dan gue nikmatin jepitan liang
sanggama yang sempit. gue tambah power dalam ayunan pinggulku...disambut rintihan manja Beby
dan jepitan itupun makin nikmat gue rasakan.
" Bonny...oohh... otot jantan lu menggelitik seluruh... syaraf liang cinta gue..." mendengar
respon Beby dansa gue tambah ekspresif...
"Yaaahh..! Booonny... lu galak bangeeettt... gue sukaa sayaang... yaaa... terus.. Boonnn..!
"suara Beby meninggi dan gue rasakan pinggulnya mulai bergoyang bertanda otot elastis liang
sanggama Beby mulai bekerja... selanjutnya gerakan
tubuh kami yang menyatu semakin liar. Pinggul gue mengayun menghantar rajaman kejam kepala
batang kemaluan ke dasar liang sanggama Beby, tanpa ampun... sementara tubuh sintal di
bawah tubuh gue pun menunjukkan perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak hentinya
bergoyang dan menggeol gemulai mengcounter serangan gue, agaknya Beby mulai mengeluarkan
jurus-jurus goyang pinggul simpanannya... dari yang rasanya ****** gue kaya dikemot-kemot
mulut ompong sampe yang rasanya ****** gue dilipet-lipet didalam liang sanggamanya...
pokoknya semuanya ampun deh nikmat bener... wajahnya kadang beringas menatap gue penuh
dendam... kadang matanya menatap wajahku dan seolah mengatakan rasakan goyang pinggul gue..
! kadang dengan mesra kecupan bibir dowernya menjelajahi leher dan dada gue... bahkan
desahan panjang bernada putus asapun sempat keluar dari mulutnya.
" Lu... oohh... hh.. hh.. e... emang pejantan sejati Bonn... hh..uuhh..." rengek Beby
menunjukkan kegeraman, mata sipitnya menatap mata gue dengan sinar mata gemas, menyusul
meredanya goyang pinggul Beby yang bak pusaran angin puting beliung...
" Gue nikmatin keliaran lu sayaang..." gue perlambat ayunan pinggul gua...
" Gue yakin... lu bangsa pejantan yang tahan lama gue suka hh..hhh.. bikin gue nikmat dengan
gaya yang lain Bonn..." desisnya dengan sinar mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol itu
melepaskan diri dari himpitan gue... Tubuh indah itu berdiri mengangkang menghadap TV
monitor raksasa, kedua tangannya mencengkeram erat frame besi TV monitor tsb. setelah pantat
bulat itu ditunggingkan.
"C’moon honey, hajar gue dari belakang..." mata sipitnya melirik ke arah gue yang masih
telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan gue sendiri agar terjaga kengacengannya,
gue ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Beby yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan
TV monitor yang sedang menyuguhkan gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma
yang berhamburan dari sebatang ******... Singkat kata denganpose itu Beby gue hajar
habis-habisan, tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk
dengan erangan-erangan tak lagi ditahan.
"Booonnn...! Haaaa...rrgghh..! hhhhoooo... gueee..! saaaammmpeeee laaggiii... Aaaaarrrrggghh.
.!" Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2 kalinya... tanpa berhenti gue hajar lebih
gila lagi....nggak sampe 30 detik setelah orgasmenya yang ke tiga...
"Ooooohhh shiiit...! ammpppuuunn.. Boonn gue dapeeeeeett laggggghhhooooowww..!!!" kali ini
kedua tangannya menggapai ke leher gue dan tubuhnya bergantung pada tubuh gue.. setelah
tubuhnya berhenti menggelejat bak orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh
kegemasan...
" Gue isep aja ya sayy... gue nyeraah deh... hhh.. hh" bisiknya lemah.. ditengah nafasnya
yang belum beraturan... iiihh, pucet banget mukanya...apa boleh buat... malem itu peju gue
berhamburan di wajah Beby....itupun tanpa sempet ngebersihin peju gue yang belepetan di
wajahnya... langsung pules do’i ketiduran... ya uddeh.. gue cabut aja.
setelah gue selimutin tubuh bugil Beby cewek gue... Sambil siul-siul kecil gue turun tangga,
busyeet di anak tangga ada onggokan pakaian dalem perempuan... seinget gue Beby gue
telanjangin di ruang Home Theatre... sayup-sayup gue denger... busyet ga’ salah orang lagi
ML... langsung gue ngendap-endap mencari sumber suara... untung tempat gue bediri agak
gelap...naaahh... ketemu lu... whaaattt??? nyokapnya Beby... lagi disetubuhin laki-laki
yang gue kenal karena beberapa kali ketemu di rumah ini...
" Aaaahh... Deeenn... tunggguu dooonngg..!" keluh Tante Ira dengan nada kecewa dan gue
lihat laki-laki itu mencabut kontolnya dari memek Tante Ira dan semburatlah peju kental
diatas perut Tante Ira banyak sekali... namun tanpa respon dari Tante Ira...
" Sooorry hh...hhh... sayaaanng Abang ngggak tahann..." kata Oom Deden dengan nafas
ngos-ngosan...
" Sorry...? uuuh sebel masak udah hampir seminggu gue nggak dapet juga... udah abang coli
aja di rumah...uuuuh..!!" Tante Ira meninggalkan Oom Deden yang bengong. Mata gue mengikuti
langkah gemulai Tante Ira yang telanjang bulat memasuki kamar mandi .... alamak... tubuh
wanita setengah baya itu ga’ kalah sama anak gadisnya.... toketnya yang besar tampak mengkal
dan masih kencang tegak, dan tubuhnyapun tampak masih singset tak berlemak.... kulihat oom
Deden menyusul ke kamar mandi yang memang tak terkunci... kesempatan buat gue merat keluar
rumah. Udah deh sejak saat itu Beby bagaikan tersedot magnet, lengket ama gue terus.

1 komentar: