Jumat, 30 Oktober 2009

pembantuku "oh parni oh mirna" [PS]

Di sebuah rumah di kota P, terdapat laki-laki muda yang masih single. Pria tersebut bernama Bonsa (samaran). Perawakannya ganteng dan berbody atletis, berkulit putih dan memiliki batang kemaluan yang besar dan panjang, dengan panjang 18 cm dan diameter 5 cm. Dia mempunyai libido sex yang tinggi, tidak jarang melakukan onani sampai setiap hari jika sedang bernafsu. Di rumahnya dia ditemani 3 orang pembatu yang masih muda dan seksi.
Pembantunya semua wanita, yang pertama (dari umur), Mirna asal Malang, umurnya 25 tahun, sudah menikah (suaminya tetap di Malang) dan mempunyai dua orang anak. Walau sudah menikah, tubuhnya masih bagus, body seksi dan kulitnya putih susu. Payudaranya masih kencang, berisi, dan montok dengan ukuran 36B. Lubang kemaluannya masih rapat walau sudah pernah melahirkan 2 anak. Kedua, Marni asal Lumajang, status janda tanpa anak (cerai), umur 19 tahun, tubuhnya tinggi sekitar 175 cm. Bodynya seksi, payudaranya berukuran 36B juga tapi sudah menggantung, alat vitalnya bagus dan sedikit sudah longgar, tapi masih enak, rapih karena bulu kemaluannya dicukur habis. Ketiga, Parni asal Jember, umur 16 tahun belum menikah tapi sudah tidak perawan lagi, tubuhnya biasa dibandingkan dengan yang lain, tetapi sangat menggairahkan. Payudaranya besar berukuran 39A, kulitnya putih dan liang senggamanya masih sempit (baru satu kali melakukan hubungan sex).
Hari kamis Bonsa pulang kerja lebih awal, tetapi dia sampai di rumahnya baru sore hari, karena dia tadi bersama temannya nonton film biru dulu di kantornya (ruangannya). Setelah sampai di rumah, Bonsa ingin langsung masuk kamar untuk melepaskan nafsunya yang terbendung dengan melakukan onani. Tetapi ketika hendak masuk kamar, Bonsa melihat pembantu-pembatunya bersenda gurau dengan menggenakan baju yang seksi, dengan hanya memakai rok mini dan atasannya “you can see”. Dia memperhatikan senda gurau pembantunya yang bercanda dengan memegang payudara temannya. Otak Bonsa cepat berpikir kotor, apalagi sudah dari tadi dia sedang bernafsu.
Bonsa berjalan mendekati pembantunya yang berada di taman belakang, dia mengendap-ngendap mendekati Marni yang paling dekat dan membelakangiinya. Setelah dekat, dipeluk tubuh Marni yang berdiri dan langsung bibirnya bergerilya di leher Marni.
“Tuann.. lepaskan Tuan, saya pembantu Tuan..” katanya.
Tapi Bonsa tetap acuh saja dan terus menciumi leher bagian belakang milik Marni, sedangkan yang lain hanya diam saja ketakutan.
“Aug..!” desah Marni saat Bonsa mulai meremas payudara miliknya.
“Kamu semua harus melayaniku, aku sedang ingin bercinta..!” kata Bonsa seraya melepaskan pelukannya tapi tidak melepaskan genggamannya di tangan Marni.
“Tappii.. Tuuan..” jawab mereka ketakutan.
“Tidak ada tapi-tapian..” jawab Bonsa sambil kembali memeluk Marni dan mulai menciumnya.
“Augghh..” desah Marni saat tangan Bonsa menyelinap ke selangkangannya dengan mereka tetap berciuman, sementara Parni dan Mirna hanya melihatnya tanpa berkedip (mungkin sudah terangsang), tangannya pun mulai masuk ke dalam roknya masing-masing.
Ciuman Bonsa mulai turun ke arah payudara milik Marni, dikecupnya payudara Marni walau masih tebungkus BH dan kaosnya, sedangkan tangan Bonsa meremas-remas susunya yang kiri dan tangannya yang satunya sudah berhasil melewati CD-nya.
“Augh..” desah Marni.
Dibuka bajunya dan BH-nya, “Wau besar juga susumu Mar..” kata Bonsa sambil tangannya memainkan susu Marni dan memelintir puting susunya.
“Ah, Tuaan bisaa aja, ayo dong nyusu duluu.. augh..!” jawab Marni sambil mendorong kepala Bonsa higga susunya langsung tertelan mulut Bonsa.
“Augghh..” desah Marni merintih kenikmatan, sedang tangannya Marni masuk ke celana Bonsa dan langsung mengocok batang kejantanan Bonsa.
Dijilat dan dihisap payudara Marni, tangannya meremas serta mempermainkan puting susunya, kadang digigit dan disedot payudara Marni.
“Auughh..!” Marni berteriak kencang saat susunya disedot habis dan tangan Bonsa masuk ke liang senggamanya.
Ciuman Bonsa turun setelah puas menyusu pada Marni, dijilatnya perut Marni dan membuka roknya. Setelah terbuka, terlihat paha putih dan liang senggamanya yang telah basah yang sangat membuat nasfu Bonsa bertambah. Sedangkan Mirna dan Parni sudah telanjang bulat dan melakukan masturbasi sendiri sambil melihat tuannya bercinta dengan temannya.
Diciuminya bibir kemaluan Marni yang masih terbungkus CD.
“Augghh..” desah Marni tidak kuat.
Karena tidak kuat lagi, Marni mendorong kepala Bonsa dan langsung menurunkan CD-nya, setelah itu didorong masuk kepala Bonsa ke liang senggamanya.
“Auughh.. ughh..” desah Bonsa saat lidah Bonsa menjilati bibir kemaluannya.
Lidah Bonsa semakin liar saja, dimasukkan lidahnya ke liang itu dan dijilati semua dinding kemaluan itu tanpa ada sedikitpun yang terlewati. Klitorisnya pun tidak ketinggalan digigit dan dijilati.
“Aauugghh.. aagghh..!” desah Marni.
Lidah Bonsa terus menjilati bagian dalam vagina Marni. Marni mulai mengejang bagai tersambar petir jilatan lidah Bonsa. Tangannya mulai menjabak rambut Bonsa, tapi Bonsa tidak marah dan sebaliknya malah mempercepat jilatan lidahnya.
“Aagghh.. aku mau keeluu.. uuaarr.. Tuua.. an..” rintih Marni.
Dijilati terus Marni dengan lidahnya, dan akhirnya, “Croott.. crroott..!” cairan kental, panas, dan asin keluar dengan deras di lidah Bonsa, dijilati cairan itu dan ditelan Bonsa.
Setelah itu Bonsa berjalan ke arah Parni yang sedang tiduran dan masturbasi. Ditidurinya langsung tubuh Marni, dicium payudaranya yang sudah mengeras. Dijilat dan digigit puting susu Parni dan Parni hanya mendesah saja, tapi tangannya masih di dalam liang kemaluannya. Sedangkan Marni masih menjilati tangannya yang habis membersihkan ciran yang keluar dari lubang senggamanya. Tangan Bonsa bergerak turun membelai semua sudut pahanya dan jilatannya mulai turun dari payudara Parni.
Setelah puas menjilati bagian bawah dari payudara Parni (perut dan sekitarnya), Bonsa mulai memasukkan lidahnya ke liang kemaluan Parni yang sudah banjir.
“Aaugghh..!” desah Parni ketika lidah Bonsa menjilati dinding kemaluannya.
Tangan Parni meremas susunya sendiri menahan geli dan nikmat, dipelintir-pelintir sendiri puting susunya. Lidah Bonsa ditarik keluar dan digantikan tangannya, langsung masuk tiga jari sekaligus dan mulutnya beraksi lagi di susu Parni.
“Auugghh.. aagghh.. ugghh.. ugh..!” desah Parni yang bergerak ke kanan ke kiri, menahan nikmat yang luar biasa.
“Aagghh.. Parni.., mau.. kee.. luar Tuaa.. ann..!” teriak Parni sambil memasukkan tangannya ke liang senggamanya.
Dengan maksud membantu mempercepat keluar karena Bonsa mengetahui Parni mau keluar, tangan Bonsa diganti dengan lidahnya dan tangannya memelintir serta meremas payudara Parni.
“Aaaghh.. Parni.. keluu.. uarr..! Croott.. ccrroott..!” cairan panas membasahi lagi lidah Bonsa dan langsung Bonsa bersihkan serta menelannya (prinsip Bonsa menelan cairan dari kemaluan wanita adalah dapat membuat awet muda). Parni lemas sekitika, dia hanya meremas pelan buah dadanya, dan Bonsa mengecup bibir Parni.
Kemudian Bonsa bergerak ke Mirna yang sedang berciuman dengan Marni temannya. Kaki Mirna sudah terbuka lebar dan terlihat lubang kemaluannya yang merah menyala, memperlihatkan banjir oleh cairan kental. Tangan Mirna terus meremas-remas payudara Marni dan demikian sebaliknya. Karena sudah terbuka kaki Mirna, maka Bonsa berlutut dan langsung menancapkan lidahnya ke liang milik Mirna.
“Agghh..!” desah Mirna saat lidah Bonsa sudah menjilati liangnya dan juga menghisap klitorisnya.
Mirna dan Marni terus berciuman, sedangkan Parni melakukan masturbasi lagi.
Bonsa terus menjilati dan memasukkan tanganya ke kemaluan Mirna, dijilat dan dihisap terus sampai Mirna berhenti berciuman dan mengejang. Tubuhnya bergerak ke kanan dan ke kiri. Tangan Marni meremas susu Mirna, dan mulutnya menjilati susunya yang sebelah lagi, sedangkan tangannya masuk ke kemaluannya sendiri sambil dimaju-mundurkan.
“Aagh.. uugghh.. saya mau.. keluar Tuu.. ann..!” jerit Mirna, dan Bonsa masih terus menjilati dengan cepat dan terus bertambah cepat.
“Ccrrott.. ccrroott..!” keluar cairan panas membasahi lidah dan wajah Bonsa lagi, dan seperti sebelumnya, dijilati dan ditelan cairan yang keluar dari kemaluan Mirna.
Setelah selesai menjilati kemaluan Mirna, Bonsa menarik tangan Marni dan menyuruhnya berposisi nungging atau doggy style. Dipukul pantat Marni dengan batang kejantanannya dan tangannya meremas susu Marni agar membangkitkan rangsangan lagi. Setelah terlihat merekah lubang kemaluan Marni, batang keperkasaan Bonsa pun langsung ditancapkan ke vagina Marni.
“Aaagghh..!” desah Marni saat batang kejantanan Bonsa masuk semua ke lubang senggamanya.
Bonsa pun mulai memompa secara teratur dan stabil, diselingi hentakan-hentakan yang tiba-tiba,”Aaagghh..!” desah Marni.
Bonsa terus memompa dan sekarang mulai bertambah cepat, karena melihat Marni yang kepalanya mendangak ke atas dan berteriak semakin keras mengucapkan kata-kata kotor.
“Agghh.. Tuan, rudal Tuan ennakk banget.. Saya mau keluar Tuu.. an..!” teriak Marni yang malah mempercepat sodokan Bonsa ke liang senggamanya.
“Aagh.. saya keluu.. arr..!” tubuh Marni mengejang dan cairan keluar membasahi batang kemaluan Bonsa, terasa panas cairan tersebut.
Dan setelah selesai, Bonsa mencium punggung Marni dan berkata, “Liang kamu juga enak, kapan-kapan layani tuan lagi ya..?”
Marni hanya diam berbaring di rumput dan tangannya meremas susunya sendiri.
Bonsa merangkak ke arah Parni yang duduk dan sedang masturbasi sendiri, sedangkan Mirna sedang menikmati jilatan lidah Marni yang bangun lagi ke kemaluannya. Diacungkan batang keperkasaan Bonsa ke arah Parni dan disuruh memasukkan ke mulutnya. Parni langsung menyambar batang kemaluan tuannya dan mulai menjilati serta memasukkan ke mulutnya.
“Aagghh..!” desah Bonsa, “Kamu hebat juga ya kalau ngemut beginian..!” kata Bonsa memuji hisapan pembantunya.
Parni memang ahli, dia menjilat dari ujung sampai ke buah zakar tuannya, kadang dimasukkan semua batang tuannya ke mulutnya dan disedot serta dimaju-mundurkan mulutnya. Setelah puas dengan kepunyaan tuannya, Parni meminta tuannya memasukkan keperkasaannya ke lubang kenikmatannya. Bonsa berbaring di rumput dan menyuruh Parni berada di atasnya. Parni menuntun batang kejantanan tuannya ke liangnya dalam posisi dia duduk di atas tuannya.
“Aggh..!” desah Bonsa dan Parni saat kejantanan Bonsa masuk ke liang Parni.
Bonsa mendorong pinggulnya untuk menekan kemaluannya masuk dan Parni menggoyangkan pinggangnya agar batang tuannya bisa maraba semua bagian dalam vaginanya. Naik turun dan bergoyang memutar Parni untuk mengimbangi sodokan liar tuannya. Tangan Bonsa pun meremas susu Parni yang bergoyang mengikuti gerakan Parni.
“Agghh.. uuggkkhh..!” desah Parni.
Parni pun terus berteriak mengeluarkan kata-kata kotor dan mendesah ketika dia merasa sudah mau keluar.
“Aaghh.. ruu.. dall.. Tuan.. enak, saya.. mau.. keluarr..! Enakk..!”
Bonsa mempercepat gerakannya dan demikian juga Parni.
“Croott.. croott..” keluar cairan panas yang kali ini lebih panas dari milik Marni ke batang kemaluan Bonsa.
“Kamu hebat Parni..” kata Bonsa sambil mengecup susu Parni.
“Aghh.. Tuan juga hebat, kontol Tuan enak..!”
Bonsa menarik Mirna yang menjilati bibir kemaluan Marni dan digantikan Parni. Setelah mengistirahatkan kemaluannya, Bonsa menyuruh Marni menjilati dan menyedot rudalnya agar berdiri kembali. Dan setelah berdiri, maka Bonsa memasukkan batang kejantanannya ke lubang kenikmatan Mirna dalam posisi tiduran (Mirna di bawah dan Bonsa di atas menindih).
“Agghh..!” desah Marni saat batang kemaluan tuannya baru masuk setengah.
“Rapet banget lubangmu Mir..!” kata Bonsa ketika agak kesulitan memasukkan seluruh batang kemaluannya.
Dihentakkan dan disodok rudal Bonsa ke pembatunya, dan secara spontan Mirna berteriak merintih kesakitan karena milik tuannya terlalu besar dan dimasukkan secara paksa.
“Aaghh.. iighh..!” teriak Mirna.
Bonsa mendiamkan sebentar rudalnya yang telah masuk ke kemaluan Mirna. Setelah itu mulai dipompa pelan dan semakin lama semakin cepat.
“Aghh.. uugghh.. koonn.. tooll Tuaann.. enakk..!” teriak Mirna saat sodokan Bonsa mulai tambah cepat dan mulut tuannya menghisap susunya.
Bonsa terus menghisap dan memompa cepat rudalnya, dan Mirna mulai bergerak ke kiri ke kanan dan kemaluannya secara spontan mulai menjepit rudal tuannya yang berada di dalam sarangnya.
“Aaaghh, sayaa.. keluarr.. uughh.. ughh..!” Mirna menjerit kencang tidak beraturan karena nafasnya mulai kehabisan menahan kenikmatan sodokan batang rudal tuannya.
Akhirnya, “Crroott.. ccrroott..!” keluarlah cairan panas ke kemaluan Bonsa, dan cairannya sangat banyak hingga keluar mengalir dari liang senggamanya.
“Boleh juga memek kamu dan susu kamu, nanti malam ke kamarku..!” kata Bonsa setelah mengecup bibir kemaluan Mirna yang sudah banjir dan masih mengeluarkan cairan.
“Ah Tuan bisa aja, memang saya hebat..? Nanti malam saya akan jadi pembatu sexx tuan, dan saya berikan layanan super special dari memek saya ini, Tuan..”
Karena masih berdiri tegak dan masih belum ejakulasi, maka Bonsa menyuruh pembantunya bertiga untuk menghisap dan menjilat kemaluannya sampai mengeluarkan sperma. Marni, Parni dan Mirna berebutan menghisap dan memasukkan batang kemaluan tuannya ke mulut mereka. Bonsa sudah merasa mau keluar dan ditariknya kemaluannya sambil mulai mengocok dengan cepat di hadapan wajah pembantu-pembantunya.
“Aaaghh..!” desah Bonsa saat dia mengeluarkan beban sex-nya yang ada di alat vitalnya.
Semburan sperma tadi mengenai wajah Mirna, Parni dan Marni. Karena sperma yang dikeluarkan sangat banyak, maka sampai mengalir ke susu mereka bertiga. Bonsa menyuruh Parni membersihkan sisa sperma di batang kejantanannya dengan mulut Parni, sedangkan Parni membersihkan kemaluan tuannya. Yang lainnya menjilati dan menelan sperma yang mengalir dan menempel di mulut, wajah, dan susu mereka masing-masing.
Setelah selesai, Bonsa berkata, “Kalian semua hebat dan terima kasih atas pelayanan kalian. Kalian akan mendapatkan bonusku setiap akhir minggu atau semau kalian atau saya. Dan Mirna, jangan lupa nanti malam..!”
Bonsa berrjalan mengambil pakaiannya dan masuk ke dalam untuk mandi.
“Terimah kasih Tuan telah memuaskan kami, dan kami akan mengambil bonus Tuan.” jawab pembantu Bonsa ketika melihat tuannya masuk ke rumah.
Mereka bertiga saling mencumbu, dan setelah itu masuk dan mandi bertiga.
Demikianlah pengalaman sex Bonsa dan pembantunya yang masih berlangsung sampai sekarang, walaupun Bonsa sekarang sudah mempunyai istri dan dua orang anak laki-laki. Mungkin anak laki-lakinya meneruskan perilaku ayahnya.

Pak guru.. [DM]

Sebut saja namaku Etty (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anak-anak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Laki-laki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengar-dengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat ting-ting untuk ukuran zaman sekarang.

Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku duduk-duduk istirahat di kantin bersama teman-temanku yang lain, termasuk cowok-cowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewek-cewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewek-ceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Freddy (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, "Selamat pagi Paa..aak", dan dia membalas sembari tersenyum.
"Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley".
Aku menjawab, "Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak". "Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu".
Aku dan teman-teman mengajak, "Di sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol", dia setuju.
"OK, boleh-boleh aja kalau kalian tidak keberatan"!
Aku dan teman-teman bilang, "Tidak, Pak.", lalu aku menimpali lagi, "Sekali-sekali, donk, Pak kita dijajanin", lalu teman-teman yang lain, "Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..".
Ketika Pak Freddy mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan teman-teman ngatain aku.
"Alaa.., Etty, langsung deh, deket-deket, jangan mau Pak".
Pak Freddy menjawab, "Ah! Ya, ndak apa-apa".

Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Freddy tersenyum dan aku berpura-pura minta maaf.
"Sorry, ya Pak".
Dia menjawab, "That's OK". Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Freddy.

Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Freddy dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersama-sama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Freddy, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.
"Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?".
Aku menjawab, "Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak".
Lalu dia mengajak masuk ke dalam, "Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya paké baju dulu". Memang tampak Pak Freddy hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, "Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya".
Dia tersenyum, "Saya kost di sini. Sendirian."

Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Freddy tanya, "Udah laper, Et?".
Aku jawab, "Lumayan, Pak".
Lalu dia berdiri dari duduknya, "Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?".
Langsung kujawab, "Ok-ok aja, Pak.".

Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalan-jalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Freddy pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubuka-buka. Aduh! Gambar-gambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

Tidak disangka-sangka suara Pak Freddy tiba-tiba terdengar di belakangku, "Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya".
Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasa-biasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap, "Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak".
Pak Freddy hanya tersenyum saja, "Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihat-lihat. Kita makan aja, yuk".
Syukurlah Pak Freddy tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

Pada saat makan aku bertanya, "Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?".
Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, "Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat iseng-iseng".
Lalu aku memancing, "Kok, tadi ada yang begituan".
Dia bertanya lagi, "Yang begituan yang mana".
Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, "Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok".
Kemudian dia tertawa, "Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman saya waktu dia ke Eropa".

Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy menawarkan aku untuk melihat-lihat koleksi bacaannya.
Lalu dia menawarkan diri, "Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk".
Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

Begitu tiba di dalam kamar, Pak Freddy bertanya lagi, "Betul kamu tidak malu?", aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Freddy dengan santai membuka celana jeans-nya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.
Pak Freddy bertanya lagi, "Sakit, Et". Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Freddy semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betul-betul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah", aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh".

Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Freddy pun naik dan bertanya.
"Enak, Et?"
"Lumayan, Pak".
Tanpa bertanya lagi langsung Pak Freddy mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengelus-elus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Freddy berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.
"Boleh saya seperti ini, Et?".
Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Freddy menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

Kelihatan Pak Freddy agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otot-otot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Freddy memperingatkan, "Tahan sakitnya, ya, Et". Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, "Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Freddy sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Freddy tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.

Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Freddy mengocok vaginaku. Aku terengah-engah, "Hah, hah, hah,..". Pelukan kedua tangan Pak Freddy semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengelus-elus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Freddy semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliat-geliat dan berputar-putar.

Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Freddy kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Freddy semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Freddy agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku. Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengah-engah.
Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, "Gimana, Et? Kamu tidak apa-apa? Maaf, ya".
Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, "tidak apa-apa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini".
Dia berkata lagi, "Sama, saya juga".
Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Freddy juga tertidur.

Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Freddy dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Freddy hanya menggunakan handuk dan berkata, "Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?".
Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Freddy masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Freddy menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercak-bercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegang-megang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.

Setelah semua selesai, Pak Freddy membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Freddy memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Freddy untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Freddy walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolah-olah kami berdua sudah pacaran. Pernah Pak Freddy menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.

pembantu baru ku beraksi [UM]

Di tempat aku tinggal ada pembantu baru, lelaki, orangnya sepantaran aku, tinggi besar, lumayan ganteng, malah terlalu ganteng untuk jadi pembantu, harusnya jadi cover boy. Namanya Budi. Aku tertarik padanya karena dia type cowok idaman buatku. Aku kerap kali membayangkan gimana kalo aku dientot olehnya, memekku dienjot kontolnya yang dari luar celananya kelihatan menggembung, pertanda kontolnya besar.
Satu hari, aku tidak kerja sehingga dirumah seharian. Aku cuma pake daster yang mini tanpa bra, sehingga toketku bergerak2 kalo aku jalan. Kalo papasan dengan dia, kulihat matanya lekat menatap toketku yang bergerak2 itu, aku sih gak perduli. Siang itu gak ada siapa2 di tempat tinggalku. Aku duduk di meja makan membaca koran setelah menyantap makan siangku. Dia sedang ngepel di ruang makan. Aku sengaja mengangkangkan pahaku, sehingga dasterku yang mini itu makin tersingkap ke atas dan pastinya cd ku akan bisa dilihat dengan jelas oleh dia yang sedang ngepel itu. Aku tau bahwa dia pasti sedang melotot melihat paha dan cdku walaupun aku tidak melihatnya karena terhalang meja makan, karena dia tidak selesai2 ngepel lantai di sekitar meja makan itu. Aku kaget juga karena ternyata dia berani banget. Aku merasa ada rabaan di pahaku. Paha makin kukangkangkan karena aku tau pasti dia sedang ngelus2 pahaku. Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya pada paha bagian dalam, “Aah”, erangku, karena napsuku mulai naik. “Kenapa Nes, napsu ya”, katanya. Dia memang memanggil semua yang sepantaran dia di tumah itu dengan namanya. “Tanganmu nakal sih”, kataku terengah. “Abis kamu nantang duluan sih. Udah tau aku lagi ngepel pake ngangkangin paha segala”, jawabnya dengan tetap ngelus2 pahaku, elusannya makin lama makin naik ke atas. Kini tangannya mulai meraba dan meremes memekku dari luar cdku, Aku semakin terangsang karena ulahnya, “Aah Bud, ines jadi napsu nih”, erangku. “Iya Nes, cd kamu udah basah begini. Kamu ternyata napsunya besar ya, mau ngentot gak dengan aku”, katanya terus terang. Aku terdiam mendengar ajakannya yang to the point itu. Aku yakin kontolnya pasti udah ngaceng berat. Terasa jarinya menyusup kedalam cdku lewat samping. Memang aku pake cd yang minim sekali sehingga dia mudah mengakses memekku dari samping cdku. Terasa sekali jarinya mengorek2 memekku mencari itilku, setelah ketemu langsung saja dikilik2nya. “Bud…”, erangku. Memekku menjadi makin basah. Aku duduknya menjadi setengah melorot sehingga dasterku makin terangkat keatas, membebaskan selangkanganku. Dia makin nakal ulahnya, pahaku makin dikangkangkannya dan terasa hembusan napasnya yang hangat di pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku. “Bud, kamu pinter banget ngerangsang Ines, udah biasa ngerangsang cewek ya”, kataku terengah. CD ku yang minim itu dengan mudah disingkirkan disingkirkan kesamping dan tak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke memekku yang sudah sangat basah. Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena rangsangan pada memekku itu. Lidahnya menyusup ke dalam memekku dan mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati itilku. “Aah Bud, Ines sudah pengen dientot”, aku mengerang saking napsunya. Dia menghentikan aksinya, berdiri dan menarikku berdiri juga. Karena rumah sedang sepi, dia langsung memelukku dan mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya menerobos bibirku dan mencari lidahku, segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutku. Pelukannya makin erat, Terasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku, kontolnya rupanya sudah ngaceng berat seperti dugaanku. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku dari luar dasterku, sedang tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena remasan dipantatku dan tekanan kontolnya yang ngaceng itu makin terasa diperutku. “Aah”, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya dengan penuh napsu juga. Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah memekku, “Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya mulai mengilik memekku dari luar cdku. Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya sudah menyusup kembali ke dalam cdku lewat samping dan mulai mengelus2 memekku yang sudah sangat basah itu dan kemudian menjadikan itilku sasaran berikutnya.Digerakkannya jarinya memutar menggesek itilku. Aku menjadi lemes dan bersender dipelukannya. “Nes kekamarmu aja yuk”, katanya sambil menyeret tubuhku yang lemes itu kekamarku.
Di kamar aku didorongnya dengan keras sehingga terbaring diranjang, sementara dia mengunci pintunya. Korden jendela ditutupnya sehingga ruangan menjadi agak gelap. Dia segera menghampiriku, cdku ditariknya sehingga lepas dan dia mulai menggarap memekku lagi. “Nes, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini”, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi. Jembutku disingkirkannya dan langsung saja mulutnya menyosor memekku lagi. Bibir memekku diemutnya, lidahnya menyyusup masuk melalui bibir memekku. Tanpa sadar aku meremes2 rambutnya. Lidahnya mulai menjilati itilku, perutku mengejang karena menahan kenikmatan rangsangannya. “Aah terus Bud, enak”, teriakku. Kepalanya kutekan sehingga menempel erat di memekku. Lidahnya makin seru saja mengilik memek dan itilku. Cairan memekku diisepnya, itu membuatku makin melayang2. Ketika aku udah hampir nyampe, dia menghentikan aksinya, “Kenapa brenti”, protesku. “ines sudah ampir nyampe”. Dia membuka baju dan celannya, sekaligus dengan cdnya, benar dugaanku. Ternyata kontolnya besar dan panjang, berdiri tegak karena sudah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir ranjang, saat itu aku masih memakai daster miniku. Dia memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka.
Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 memekku. Memekku yang sudah sangat licin itu membantu masuknya kontol besarnya dengan lebih mudah. Kepala kontolnya sudah terjepit di memekku. Terasa sekali kontolnya sesek mengganjal di selangkanganku. “Aah, gede banget kontolmu”, erangku. Dia diam saja, malah terus mendorong kontolnya masuk pelan2. Aku menggeletar ketika kontolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan kontolnya yang besar itu. Pelan2 dia menarik kontolnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk kontolnya makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan kontolnya nancep semua di memekku. “Aah, enak banget Bud kontolmu”, jeritku. “memekmu juga peret banget deh Nes. baru sekali aku ngerasain memek seperet memekmu”, katanya sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. “Huh”, dengusku ketika terasa kontolnya nancep semua di memekku, Terasa biji pelernya menempel ketat di pantatku. Memekku terasa berdenyut meremes2 kontolnya yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang tadinya memegang pinggulku mulai menyusup kedalam dasterku dan meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kontolnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kontolnya di memekku. “Enak Bud, enjotin yang keras, aah, nikmatnya. Ines mau deh kamu entot tiap hari”, erangku gak karuan. Keluar masuknya kontolnya di memekku makin lancar karena cairan memekku makin banyak, seakan menjadi pelumas kontolnya. Dia menelungkup dibadanku dan mencium kudukku. Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan memberi aku nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Tangannya kembali menyusup kedalam dasterku dan meneruskan tugasnya meremes2 toketku. Sementara itu, kontolnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek pantatku ketika kontolnya nancep semuanya di memekku. Aku menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin mgencar mengenjot memekku. Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kontolnya. Pantatku makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kontolnya sehingga rasanya kontolnya nancep lebih dalem lagi di memekku. “Terus Bud, enjot yang keras, aah nikmat banget deh dientot kamu”, erangku. Dia makin seru saja mengenjot memekku dengan kontolnya. Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara gesekan kontolnya pada memekku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, memekku mengejang dan “Bud, Ines nyampe aah”, teriakku. Memekku berdenyut hebat mencengkeram kontolnya sehingga akhirnya, kontolnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan. Terasa banget pejunya yang anget menyembur menyirami memekku. Kontolnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Akhirnya aku ambruk keranjang dan dia menindihku. Napasku memburu, demikian juga napasnya. Kontolnya terlepas dari jepitan memekku sehingga terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku. Dia segera telentang diranjangku supaya tidak menindih aku. “Nes, nikmat banget deh memek kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya. “Kamu sudah sering ngentot ya Bud, ahli banget bikin Ines nikmat. Kamu ngentot ama siapa aja”, tanyaku. “Kalo enggak anak majikan ya istri majikan”, jawabnya sambil cengar cengir. “Wah nikmat banget kamu, ada yang muasin kamu sembari kerja”, jawabku sambil menelentangkan badanku disebelahnya.
Dia bangun dan masuk kamar mandi, memang kamarku ada kamar mandi didalemnya. Terdengar grujuan air, dia rupanya sedang membersihkan dirinya, sementara aku masih saja telentang di ranjang menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi, dasterku yang sudah basah karena keringat dilepasnya sehingga aku terkapar telanjang bulat. “kamu napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi. sering diemut ya Nes, kamu nentotnya sama siapa sih”, tanyanya. Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dientotnya,” katanya lagi. Dia berbaring disebelahku dan memelukku, “Nes aku pengen lagi deh”, katanya. Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka cowok kaya begini, udah kontolnya gede dan panjang, kuat lagi ngentotnya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena napsuku makin memuncak juga. “Aash, kamu napsu banget sih Bud, tapi Ines suka banget”, erangku. Toketku yang sebelah lagi diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutlu, Puserku dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 memekku. Pahaku otomatis kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik memekku. “Aah”, aku melenguh saking nikmatnya. Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di memekku, otomatis kontolnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dia mengilik memek dan itilku dengan lidahnya, kontolnya kuremes dan kukocok2, keras banget kontolnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan2 itilku sehingga pantatku terangkat dengan sendirinya.
Enggak lama aku mengemut kontolnya sebab dia segera membalikkan badannya dan menelungkup diatasku, kontolnya ditancapkannya di memekku dan mulai ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mulai dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat da keras. Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget kontolnya mengisi seluruh ruang memekku sampe terasa sesek. Nikmat banget ngentot sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi enjotan kontolnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kontolnya dari memekku. Dia turun dari ranjang dan duduk di kursi, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kontolnya yang masih ngaceng itu masuk ke memekku. Aku menurunkan badanku sehingga sedikit2 kontolnya mulai ambles lagi di memekku. Aku menggeliat merasakan nikmatnya kontolnya mendesak masuk memekku sampe nancep semuanya. Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2 pantatku. Aku muali menaik turunkan badanku mengocok kontolnya dengan memekku. Dia mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah Bud, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku mengocok kontolnya yang terjepit erat di memekku. Memekku mulai berdenyut lagi meremes2 kontolnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan kontolnya sedalam2nya di memekku sambil mengerang2. Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus mengocok
kontolnya dengan memekku. Aku memeluk lehernya supaya isa tetep mengenjot kontolnya, denyutan memekku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya’ “Nes, empotan memekmu kerasa banget deh, mau deh aku ngentot ama kamu tiap hari”. Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Bud, Ines nyampe, aah”, teriakku dan kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya.
Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa ngentot lebih lama. “Cape Nes”, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku. “He eh”, jawabku singkat. Pelan dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga aku berdiri, kontolnya lepas dari jepitan memekku. Kontolnya masih keras dan berlumuran cairan memekku. Kembali aku dimintanya nungging dipinggir ranjang, doyan banget dia dengan doggie style. aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan. Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus kearah memekku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati memekku dari belakang, Aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin menungging dan memekku terlihat jelas dari belakang. Dia menjilati memekku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera dientot, “Bud, nakal deh kamu, ayo dong Ines cepetan dientotnya”. Dia berdiri dan memposisikan kontolnya dibibir memekku dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia mulai mengenjot memekku dengan kontolnya, makin
lama makin cepat. Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kontolnya dimemekku. Jika dia mengejotkan kontolnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang sehingga menyambut kontolnya supaya nancep sedalam2nya di memekku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot memekku. Dia merems2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. “Terus Bud, nikmat banget deh”, erangku lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kontolnya. Dengan gerakan memutar, itilku tergesek kontolnya setiap kali dia mengenjotkan kontolnya masuk. Denyutan memekku makin terasa keras, diapun melenguh, “Nes, nikmat banget empotan memek kamu”. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Ines nyampeee”.Otot perutku mengejang dan aku ambruk ke ranjang karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di ranjang dan segera dia menaiki tubuhku yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia menancapkan kembali kontolnya di memekku. Kontolnya dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena memekku masih licin karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai mengenjotkan lagi kontolnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kontolnya. Dia terus mengejotkan kontolnya dengan cepat dan keras. Dia kembali menciumi bibirku, lherku dan dengan agak membungkukkan badan dia mengemut pentilku. Sementara itu enjotan kontolnya tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama dia mengentoti ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya kepunggungku dan menciumku lagi. Kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Pertutku mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagio dientot dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan kontolnya. Memekku makin mengedut mencengkeram kontolnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe akhirnya, “terus Bud, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi”, teriakku. Dia dengan gencarnya mengenjotkan kontolnya keluar masuk dan, “Aah Ines nyampe lagi”, aku berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di memekku. Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dimemekku. “Bud, kamu kuat banget deh ngentotnya, mana lama
lagi. Nikmat banget ngentot ama kamu. Kapan kamu ngentotin Ines lagi”, kataku. Dia tersenyum mendengar sanjunganku. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngentotin kamu. memek kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku entot”, jawabnya memuji. Dia kemudian meninggalkanku terkapar telanjang karena nikmat.
Malemnya, aku sudah tertidur, terdengar garukan di pintu kamarku. Aku terbangun, “Siapa” kataku lirih. “Aku Nes”, terdengar suara Budi, rupanya dia belum puas ngentotin aku tadi siang, minta nambah lagi malem ini. Gak ada matinya rupanya dia. Aku bangun dan membukakan pintu. Segera dia masuk dan memeluk tubuhku yang hanya terbalut cd minim. “Nes, aku pengen ngerasain empotan memek kamu lagi ya, boleh kan”, katanya. Aku kalo tidur hanya pake cd saja karena gerah hawanya dikamar. Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku mulaijongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku. Bibirnya kukulum, ”Hmmmhh… hmmhhh…” dia mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Kaosnya kusingkapkan dari bawah lalu kuciumi dadanya. “Hmmmhhh… aduh Nes enak ..” rintihnya. Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya
risleting celana pendeknya kubuka, kusingkapkan cdnya, kontolnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok2, “Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh Nes…” dia cuman bisa mendesah doang. Kontolnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meemas-remas rambutku saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut kontolnya, kemudian aku bilang, “Bud… sekarang giliran kamu yach?” Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sembari memelorotkan celana pendek dan celana dalamnya, sedangkan aku sekarang yang ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku, aku mencoba ngelepasin kaosnya, lalu dia langsung melepasnya dan meletakkan di sebelahnya. Dia pun mulai menciumi leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan ingin memelorotkan CDku. Aku mengangkat pantatku, lalu dia memelorotkan CDku. Dia langsung menciumi memekku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati memek dan itilku. “Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot memekku yang sudah
mulai basah itu. ”Ahhhh… Bud… Enak …” desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan kontol besarnya di memekku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake kontol.
Pelan-pelan dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku. dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh kontolnya dalam memekku. “Uh… uhhh…. Ahhhhhhh…nikmat banget Bud” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan kontolnya dalam memekku. Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya kontolnya di memekku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, “Ah…Bud…Aku sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan kontolnya dimemekku, “Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret”, katanya terengah. Enjotan kontolnya makin cepat saja, sampe akhirnya, “Bud, Ines nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa memekknu berdenyut2 meremas kontolnya sehingga diapun menyodokkan kontolnya dengan keras, “Nes, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yang deres dimemekku. Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku. Setelah istirahat sejenak, dia mencabut kontolnya , memakai pakaiannya dan keluar meninggalkan aku terkapar telanjang di ranjang. Sejak itu setiap ada kesempatan, aku selalu minta dientot sama dia

Bebby, Tante Ira dan Sumirah... [UM]

Akhir pekan ini aku uring-uringan banget, abis Beby pacarku 3 bulan terakhir ini, kayanya
ada gejala menjauhi aku... beberapa kali kupergoki jalan sama Teddy anak arsitek itu... en
beberapa kali kutelpon selalu maminya bilang kaga’ ada, malah tante Ira mami si Beby bilang,
" Udah, kalo mau main dateng aja...ntar juga pulang, tungguin aja Bon..." kata tante Ira
lembut.
Nggak tau Jack... malem ini, angin apa yang niup mobilku buat parkir di depan rumahnya..
pikir-pikir asyik juga kok ngobrol sama tante Ira... biar kata udah 40 tahun tapi bisa
ngobrol gaya anak muda.. itu aja dasar pemikiranku...
" Eeeeeiiiii.... anak muda... gitu dong apelin tante sekali-sekali... " sambut tante Ira
ramah banget. Coca cola dingin yang disajikan si Sum babu centil itu hampir tandas, tante
Ira nggak muncul-muncul katanya mau ganti baju dulu. Akhirnya kusosot habis juga minuman
itu setelah kuputuskan mau jalan aja...
"Bonny... naik aja, ngobrol di atas aja yuuk.. " kudengar panggilan tante Ira dari lantai
atas, dilantai atas memang ada ruangan yang dibikin home theatre... beberapa kali
kusetubuhi Beby di ruangan itu sambil nonton BF... tentu saja waktu nggak ada tante Ira.
Benar saja tante Ira sudah menunggu di ruangan itu... busyyyeett.. tau nggak Jack... aroma
parfum mahalnya semerbak lembut memenuhi ruangan itu... dan yang bikin biji mataku hampir
meloncat keluar pakaian yang dipakai doi... gaun panjang transparant, mirip gaun tidur, aku
yakin tante Ira nggak pake daleman alias BH en celana dalem, sebab di bagian itu bakal
kelihatan bayangannya kalo doi pake... agak canggung juga pada awalnya, palagi ketika tante
Ira menumpangkan kaki satunya di kaki yang lain, pahanya kebuka, ternyata gaun itu
berbelahan samping sampai ke pinggang. Tapi gaya ngobrolnya yang santai membuatku agak
santai juga walaupun mata ini lebih sering menatap karpet atau langit-langit rumah, sebab
menatap kedepan yang kutemui kalo nggak paha panjang berkulit mulus, atau buah dada montok
dengan puting susu yang tercetak jelas di balik kain transparant itu.
"Kamu kenapa siih... kaya orang kedinginan..." tegurnya melihatku yang salah tingkah.
" Iya tante ACnya dingin banget..." jawabku asal kena, tapi memang di ruangan itu kurasakan
dingin sekali.
"Tante punya minuman sampagne, mau kamu Bon...? lumayan buat anget-anget..." Katanya sambil
membuka kulkas di sudut ruangan... wooow... ketika kulkas terbuka aku menyaksikan silhoutte
tubuhnya yang terbentuk karena sinar terang dari dalam kulkas menghilangkan bayangan kain
transparant. body yang sempurna dan memastikan perkiraanku bahwa tubuh berbody gitar ini
tanpa pakaian dalem, bahkan kulihat bayangan rambut kemaluannya, karena tante Ira berdiri
agak mengangkang, agak lama juga kunikmati pemandangan ini.setelah menuangkan minuman
dijatuhkannya pantat montoknya di sebelahku.
"Ayo anak muda, demi kehangatan tubuh..." kata tante Ira sebelum kita toast.... kuteguk
setengah gelas sampagne,... busyet... doi segelas disikatnya sampagne itu tandas... kuikuti
aja toh rasanya enak nggak kaya minuman keras lainnya... nggak lama gelasku penuh lagi,
karena tante Ira menuangkan lagi minuman enak itu... sampai beberapa kali.
"Gimana Bon..? sudah hangat tubuhmu...?" tanya Tante Ira.
" Iya tante apalagi deket tante... jadi hangat..." Aku tak menduga jawabanku menjadi kacau
begitu, tapi aku heran tante Ira malah ketawa geli dan tubuhnya makin mepet ke tubuhku.
" Kamu pikir tubuh tante ini kompor, bakal ngangetin masakan...? kamu deket tante aja
hangat, apalagi nempel pasti mendidih... hi... hi... hi... " kepalaku yang mulai pusing
akibat minuman, makin pusing aja sebab toket montoknya dengan kekenyalannya menempel ketat
di dadaku, sementara kepalaku diusap-usapnya manja.
" aduuhhh... kalo ini sih nggak mendidih lagi, tubuh tante bagai kompor listrik yang
rusak... jadi bikin korsleting..." jawabku ngawur. Tante Ira ketawa ngakak... jari jemarinya
yang indah menelusup dan menggelitik masuk ke dadaku, matanya bersinar binal menatap
wajahku dengan gemas. Kesadaranku mulai goyang, entah kapan mulainya tahu-tahu di layar
lebar home theatre itu sudah terpampang adegan mesum dari film BF, dan baju hemku sudah
terbuka seluruh kancingnya sehingga dadaku terbuka lebar... uuiihhh... buah dada tante
irapun sudah terbuka sebelah dan kini menggesot-gesot dadaku... entah siapa yang memulai,
bibir kami berpagutan, lidah tante Ira menggeliat liar melata masuk ke mulutku, membelit
lidahku dan dengan gemas kuremasi buah dadanya yang ternyata memang mengkal menggemaskan.
" kamu nakal Bonny... harus diajar sopan... " desisnya sambil diremasinya selangkanganku,
bahkan dengan lincahnya ikat pinggangku berhasil dilolosinya dan mencuatlah kejantananku
dari balik celana jeansku.
"Iiiihhh... kamu malah nantangin ya...?" celoteh tante Ira disela-sela dengus nafasnya yang
memburu penuh nafsu, sambil meremasi kontolku yang sudah setengah ngaceng... dadaku
diciumi dan dijilatinya, aku menikmati aksi itu sambil tanganku tak lepas meremasi buah
dadanya yang memang montok dan kenyal, sesekali kupelintir-pelintir puting susunya....
wow... alamak... berbarengan dengan adegan di film, tante Ira kini juga sedang mengulum dan
menjilati kepala kontolku, membuatku menggeliat dan mengeram penuh kenikmatan, kulihat wajah
tante Ira berbinar senang melihat ekspresiku merespon aksinya, sesekali batang kemaluanku
yang sudah 100% ngaceng ini ditimang-timangnya dengan ekspresi wajah gemas penuh nafsu...
"Mmmm... mantap sekali Bonn... tante suka yang macam begini..." sejenak dikocok-kocoknya
batang kemaluanku dan kembali dikemotnya.
" Iiiihh... keras banget Bon... gede lagi... tante jadi ngeri dehh... mmmm... ccllp...
clpp" kuamati saja tingkah wanita setengah baya ini sambil kunikmati aksi oral sexnya yang
canggih.
" Boon... tante juga mau digituin... " rengeknya manja sambil berdiri, langsung saja
kusergap selangkangannya karena dengan aku duduk di sofa rendah itu wajahku tepat di depan
bukit vaginanya yang di selimuti rambut subur tercukur rapi.
" Aiiihh..! kamu nggak sabaran deh... " protesnya centil, namun selanjutnya dengan posisi
berdiri tante Ira mengatur posisinya dengan lihay, kaki kirinya ditumpangkan di sandaran
sofa, sehingga wajahku tepat diantara selangkangannya


Wuuiiihhh... tercium semerbak bau harum, begitu selangkangan tante Ira mengangkangi wajahku,
entah parfum merek apa yang memproduksi parfum memek... segera aku beraksi menunjukkan
kecanggihan oral sexku... kudaratkan ciuman dan jilatanku ke seputar bukit vagina yang sudah
menggembung gemuk akibat gairah seks yang meningkat.
" Booonnn... geliii doong sayaang... iiihhh... kamu nakal banget...." tante Ira mulai gemas
karena lidah dan bibirku belum juga singgah di tempat yang dimauinya... pinggulnya bergerak
gemulai mencari titik kenikmatan.
" Eiiihhh...! yaaa... Bonny... disituuu... nikmat banget Booonnn..." celoteh tante Ira,
begitu ujung lidahku menyambar clitorisnya yang mengintip malu-malu... Rupanya tante Ira
bukan seorang yang penyabar... rambutku direnggutnya sehingga kepalaku terkunci dan dengan
mengerang-erang histeris dibesot-besotkanya clitorisnya kemulutku...
"Hiiiii...! kamu nakal Booonn... hhooo... inii nikmaatnya bukan maenn... sayaang..sssshhhh..."
volume suara tante Ira makin meninggi sehingga lebih mirip teriakan... Pada suatu
kesempatan, butir clitoris yang makin mengeras itu kukulum lembut dengan bibirku,
kusedot-sedot lembut sambil lidahku mengusap-usap mesra...akibatnya sungguh hebat..
diiringgi lenguhan panjang, tubuh sintal tante Ira mengejang...
" Uuuuuuunnnggghhh....! Boooonn... kamuu pinteeerrr dehhh...!! ooooowww...!!" sebuah
ekspresi khas wanita mencapai orgasme ditunjukkan oleh tante Ira, tubuhnya menggelejat,
bagai tak terkontrol...
" Iiiihhh... tak kusangka... kamu pinter mainin tubuh perempuan... bocah ganteng..." bisik
tante Ira sambil menggelendot manja di pangkuanku, setelah disambar badai orgasme...
" Tapi saya yakin tante jauh lebih pinter dari saya, makanya saya pingin diajarin..."
jawabku sambil sesekali kukecupi bibir manisnya.
" Eeeh... kamu percaya nggak sih... dengan oral sex, jarang banget tante bisa orgasme,
seumur-umur bisa dihitung jari deh...ini siiihh... bibir kaya begini ini yang bikin tante
lemes sebelum tempuuurr... " bibirku dijewer mesra... matanya menatap bibirku penuh hasrat
birahi, sampai bibir manis yang setengah terbuka itu gemetar menahan gemas... akhirnya
dengan penuh luapan birahi, bibirku dilumatnya habis-habisan... kembali dengus nafas betina
tante Ira menderu, menuntut penuntasan. Tubuh sintal yang duduk mengangkangi pangkuanku itu
bembesot-besotkan buah dada mengkalnya ke dadaku dan menggoser-goserkan bukit vaginanya ke
batang kemaluanku... wajahku habis dihujani ciuman penuh birahi... serta leherku dikecupinya
dengan liar, terasa celekat-celekit di seputar kulit leherku... pantat montoknya yang bergerak
gemulai, kuremasi dengan gemas... jari tengah dan telunjukku merambah liang sanggama tante Ira
yang ternyata sudah kembali licin dan kurasakan kembang kempis seolah menanti mangsa.
" Boonny... c’mon baby... kita mulai permainan yang sesungguhnya... tante siap menghajar si
bontot yang bongsor ini..." bisik tante Ira sambil meremasi batang kemaluanku yang ready
combat. Dengan posisi tetap saling berhadapan, tante Ira mengangkang di pangkuanku...
batang kemaluanku
dituntun ke liang cintanya yang sudah menganga menanti mangsa... bibir manis tante Ira
bergerak-gerak ekspresif mengiringi usahanya menjejalkan batang kemaluanku ke liang
sanggamanya, ujung batang kemaluanku digesek-gesekkan ke bibir vaginanya sambil sedikit
demi sedikit ditekan.
" Si bontotmu bandel banget... susah disuruh masuk... " bisik tante Ira.
" Punya tante kelewat rapet siih.." jawabku
" Bisa aja kamu, si bontot ini yang kegedean..." sahut tante Ira sambil menggigit bibir
bawahnya dengan alis mengerinyit... ketika kurasakan kepala kontolku sudah amblas di jepitan
liang sanggama tante Ira... ketika batang kemaluanku masuk setengahnya... kembali ditarik
keluar... kemudian masuk lagi, begitu beberapa kali diulang-ulang dengan hati-hati dan aku
nggak boleh bergerak oleh tante Ira, ternyata akhirnya habis juga batang kemaluanku ditelan
liang sanggama tante Ira... pinggul montok tante Ira mulai bergerak dengan mata setengah
terpejam serta bibirnya mendesis lirih... besutan perdana otot vagina tante Ira pada batang
kemaluanku sangat nikmat, kurasakan seperti pijitan bidadari... gerakan pinggul tante Ira
makin cepat dan makin kuat dan pijitan bidadari itupun semakin menjadi-jadi nikmatnya, aku
masih belum mengadakan counter attack... kulampiaskan kenikmatan ini pada sepasang payudara
montok yang bergerak-gerak di depan wajahku, kukulum dan kusedot bergantian sepasang puting
susu berwarna coklat gelap yang mencuat keras.
"Hooo..! hhooo..! hhh...hhh... nikmat bukan main Booonnn.! oooohhh..!" kembali volume suara
tante Ira meninggi... dan makin tinggi..mendorongku untuk menyambut goyang gemulai pinggul
tante Ira, kuayunlah pinggulku... sekali, dua kali, tiga kali...dan ke delapan kali ayunan
pinggulku...
"Ooooww..! yaa..! yaa..! oooo... my God..! Booonnny..! tante...nggak...tahaaann..!" Suara
tante Ira atau lebih tepat disebut teriakan, terdengar parau.Wajah manis tante Ira
menegang... bibirnya gemetar... giginya terdengar gemerutuk, cengkeraman tangannya pada
pundak dan pinggangku mengencang sehingga kurasakan kuku-kuku jarinya yang panjang menembus
kulitku... Tepat pada ayunan pinggulku yang ke sepuluh...
"Aaaaaaaakkkkkkhhhh.....! ya ammppuuunn Boooooonnnyy...!" Teriakan panjang itu mengiringi
tubuh sintal Tante Ira sejenak meregang kuat, kemudian menggelejat liar, bagaikan
sekarat... ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkuat, sehingga terdengar suara ceprat-ceprot
dari selangkangan kami... Sesaat kemudian tubuh sintal yang bergerak liar itu menelungkup
lunglai di atas tubuhku.
"Terus..kan.. jangan hhh...berhenti...hh..hh Bon... ganti..an tante di..di bawahh... gilaa
lemesss bangeth..hh..hhh" bisik tante Ira ketika aku menghentikan ayunan pinggulku...
kulihat betapa lunglai tubuhnya.. Kurebahkan tubuh tante Ira di karpet...
"Ayo sayaang.. masukin lagi, hajar tante sepuasmu... " walau dengan suara lirih tapi nadanya
penuh tantangan... membuatku bersemangat lagi dan kembali batang kemaluanku menyungkal
selangkangan tante Ira...
" Iiihh.. letoy amat siiihhh..." cela tante Ira ketika dirasakan sodokan kontolku
setengah-setengah... akupun meningkatkan speed dan power
" Eh..Eh..hhhh... Tante... ya...kin kamu bisa lebih kuat... lagi Boon..." walau dengan
kondisi lunglai dan pasrah, kata-kata tante Ira masih bernada tantangan dan membuatku agak
panas juga...kuperkuat dan kupercepat rajaman kontolku menghajar liang sanggama tante Ira.
"Aaaihh..! gilaa... hhhooo... sss... ayyyoo Booonn... lebih dalammm..!"Dengan celotehnya
yang aneh, kata-katanya keras penuh tantangan,namun rengekannya bernada memelas dan
memilukan, entah bagaimana yang dirasakan tante Ira... yang jelas kubaca ekspresi wajahnya
nampak menahan sesuatu... entah sakit atau enak dan tubuh sintalnya kembali
menggeliat-geliat tak beraturan
" Ooooohhh...! ooooww...! C’mooon baby... jangan letoooyyy... keras... keras...! yaa..
lebih keraaaasss...Oooouugghh..!"akh irnya aku tak peduli lagi... kujawab tantangan tante
Ira, dimana kini aku sudah tanpa ampun menghajar liang selangkangan yang terkangkang
lebar... kukerahkan seluruh kemampuanku untuk menambah kekuatan dan kecepatan ayun batang
kemaluanku keluar-masuk liang sanggama Tante Ira, walaupun kulihat air mata Tante Ira
bercucuran bercampur keringat dengan gigi menggigit kencang ujung sprei, walaupun begitu
suara celotehnya tak berubah...ditingkahi rengekan yang mirip suara tangis...
"Ampppuunn..! oohh.. oooww.. oooouugght..!! " game point akhirnya tercapai dengan kuberi
score 3 orgasme untuk tante Ira, sedangkan pointku 1 kumuntahkan spermaku yang hampir 3
minggu mengendap, ke buah dada tante Ira dan matanya yang nanar menatap dengan saksama
proses menyemburnya spermaku yang sangat kental di permukaan kulit buah dadanya yang putih
mulus.
"Sss...oooohhh.. iiihhh kental banget Boon...sampe lengket " desis tante Ira ketika dengan
tangannya mengusap ceceran pejuhku merata ke permukaan tubuh bagian depannya..
" Boon..nny... tante lemes banget nih... nggak bisa bangun... tolong dong ambilin air es di
bawah..." suara tante Ira kudengar lirih dan agak serak, kulihat wajahnya pucat pias dengan
sorot mata yang nampak kuyu kehabisan tenaga... tubuh sintal yang mulus tampak berkilat
oleh basahnya keringat dan pejuhku... tergolek telentang tak berdaya di karpet ruangan.
Ketika aku sedang memilih botol air mineral yang paling dingin di dalam kulkas, telingaku
menangkap suara aneh... kucari arah suara sayup-sayup itu... ternyata dari arah dapur di
balik dinding ruang makan ini... karena penasaran kucari pintu ke arah dapur... kudapatkan
lubang penghubung dari dapur ke ruang makan yang biasa untuk lewat makanan... dengan
sedikit mengendap-endap, kudapatkan sumber suara itu... edaann..! gimana nggak edan..?
kalian tahu broer... Sumirah... pembokat tante Ira, sedang nungging di meja dapur dengan
tubuh bagian bawahnya telanjang, sambil merintih-rintih sendiri... tau nggak lagi ngapain
do’i..? lagi masturbasi jack..! gue bilang edan, karena masturbasinya pake dildo
alias ****** mainan, dapet dari mana pula si Sum ini... Gila... ngaceng lagi ngeliat gaya si
Sum... eh gue ngga nyangka tubuh pembokat ini begitu mulus, kulihat dari pantatnya yang
bulat dan bahenol itu sangat mulus bersih... aahh sial aku harus balik ke atas tante Ira
pasti nunggu minumannya..
dengan rasa sayang kutinggalkan pemandangan langka di dapur. Di ruang Home Theatre kulihat
posisi tubuh tante Ira tak berubah, telentang bugil di karpet ruangan... ternyata si tante
tidur pulas banget, berkali-kali kugoyang-goyang tubuhnya sambil kupanggil namanya,
bergerakpun enggak... iih.. kaya’ mati tidurnya... tiba-tiba kuingat sesuatu.. langsung aku
cabut lagi kebawah... tau dong ente broer... kuintip lagi adegan di dapur... asyiik masih
lanjut.. langsung aku menuju pintu dapur dengan langkah hati-hati... Si Sum terjingkat
kaget ketika tahu-tahu aku sudah di ruangan dapur.. dengan wajah merah padam perempuan muda
ini gugup berusaha menutupi bagian-bagian tubuh bahenolnya yang telanjang... he..he.. rok
bawahannya ada di bawah kakiku... akhirnya dengan dengan kain lap piring do’i tutupin
selangkangannya yang sempat kulihat jembutnya sangat subur membentuk segitiga kebawah..
"Eeehh... terusin aja Sum.. gue cuma pengen nonton aja... atau mau gue bantuin..." kataku
sambil cengengesan... sambil kudekati tubuh bahenol yang meringkuk mojok... mendengar
gurauanku rupanya cukup menenangkan hati si Sum yang aku yakin pasti kaget, malu jadi satu
" Mas Bonny, bikin kaget... sih.. nakal banget.." sahutnya lirih, sambil beringsut mengambil
rok bawahannya.
" Mau bantuin malah dikatain nakal, gimana siih..?" selakku sambil kuikuti langkahnya...
" Kalo mau bantu... ya nggak disini.." sahutnya dengan suara setengah-setengah, namun
matanya mengerling menantangku dengan isyarat ajakan, sebelum kabur keluar dari dapur...
Dugaanku tepat do’i masuk kamarnya, dan dugaanku tepat lagi ketika kubuka, pintu kamar itu
tak dikuncinya... sengaja... kulihat si Sum tengkurap di ranjang. Aku benar-benar sudah
mata gelap... semenjak kontolku dibikin ngaceng oleh aksi masturbasinya tadi, aku naik ke
ranjangnya... kusingkap rambut yang menutupi tengkuknya dan kukecupi tengkuknya yang
ditumbuhi bulu-bulu halus... tubuh bahenol si Sum bergidik karena ulah nakalku...
" Mas Boonny... gangguin orang aja siih..." Sum merengek manja, namun tak berusaha
menghindari kecupan-kecupanku di tengkuknya, malah kuarahkan kecupan dan jilatanku ke
punggungnya yang berkulit bersih, setelah kupelorotkan blouse merahnya. Sumirah perempuan
27 tahun bertubuh sedang, badannya subur, namun tak bisa dibilang gemuk, lebih tepatnya
bahenol... karena memang kemontokkan payudaranya sedikit di atas rata-rata, dan perempuan
ini memiliki pinggang yang cukup ramping, ditopang pantatnya yang bulat serta kemontokan
tubuh bagian ini juga agak di atas rata-rata. Wajah..? tidak mengecewakan, bahkan jika
didandanin... nggak kalah deh sama Jihan Fahira. kelebihan lain si Sum, adalah genit dan
centilnya yang minta ampun... paling nggak tahan melihat lelaki tinggi gede dengan kumis
dan jambang dicukur kasar dan tubuhnya banyak bulu.
"Lubangmu udah basah aja siih.." tanyaku setelah jari tengahku merasakan licinnya liang
sanggama si Sum.
" Iiihh.. ya jelas dong... seandainya di dapur tadi mas Bonny nggak gangguin, saya udah
dapet lho..."
" Ntar gue gantiin 5 kali lipet... langsung gue masukin aja ya..?"
" Saya takut sama nyonya lho mas.."
" Do’i pules banget tidurnya... makanya cepetan gue masukin ya..?.." kataku sambil
kusodok-sodokkan kontolku ke selangkangannya.
" Iiiihh ngeriii... gede bangeethh..." desis Sum centil, ketika batang kemaluanku bagai
ular merayap di sela-sela pahanya yang masih merapat...
" Gue tanggung bakal mantap deeh..." kataku meyakinkan, sambil tak henti-hentinya tanganku
meremasi payudara Sum yang sudah mengembang dan mengeras...
"Sssshhhh.... mas Bonny... asal bikin Sum... puaaas kaya nyonya ...." rengeknya manja
sambil menggeliat gemas merasakan nakalnya kuluman bibirku pada puting susu kirinya...
Sum mulai membuka pahanya, kubesut-besutkan batang kemaluanku yang sudah membengkak itu ke
bibir vagina si Sum... wooow... si Sum mulai membalas seranganku... dihujaninya leher
dan dadaku dengan kecupan dan gigitannya... jari-jari tangannya meremasi otot punggungku.
"Eeehhh... hhh... nngghh... maaasss... Sum udaah nggaakk tahann..." rengek Sum di sela-sela
dengus nafasnya yang tak beraturan... aku tahu apa yang diinginkannya, tanpa dikomandoi
kami segera pasang posisi.... Sum menekuk kedua kakinya yang mengangkang ke atas, sampai
lututnya menyentuh payudara, sehingga bukit vaginanya tengadah ke atas dan bibir vagina yang
berwarna merah segar dan basah, tampak merekah bergerak kembang kempis seolah
menantangku... sejurus kemudian jari-jari lentiknya melebarkan bibir vagina tersebut...
giliran aku sekarang yang nggak sabar... dengan posisi setengah berlutut kujejalkan kepala
batang kemaluanku kesasarannya... seperti yang sudah kubayangkan... liang sanggama si Sum
tak muat dijejali kepala kontolku... lagi-lagi aku diharuskan sabar... apalagi kulihat si
Sum meringis kesakitan ketika kucoba memaksakan kepala kontolku untuk menembus liang
sanggamanya... maka kugunakan cara yang dipake tante Ira tadi...
"Oookh..! maaass...! sa..sakkiiit..." keluh si Sum memelas... dengan ekspresi meringis
menahan sakit, ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk.
" Tahan Suum... hhh... " keringat berhamburan dari pori-pori tubuh kami, dalam upaya
penembusan di pintu nikmat...akhirnya diiringi rintih sakit dan usaha keras... amblas
jugalah batang kemaluanku di liang becek di tengah selangkangan si Sum... kudengar si Sum
membuang nafas lega dan menjatuhkan kepalanya ke ranjang... sesaat kemudian si Sum
menyatakan siap tempur, aku memulainya dengan meludahi arena pertempuran, untuk membantu
pelumasan.
"Ooohk.. pelan maass...sss ho’ooo iyaaahh.. " pelahan tapi pasti, kesulitan mulai berkurang
dan sedikit demi sedikit kenikmatan mulai terasa...dibandingkan dengan postur tubuhku,
tubuh si Sum nampak kecil... tapi tubuh kecil si Sum ternyata menyimpan energi luar biasa,
dan tak kusangka ternyata tubuh bahenol ini sangat lihay memainkan jurus-jurus goyang dan
geol yang cukup menunjukkan bahwa si Sum ternyata berpengalaman ngeladenin syahwat
lelaki... semua variasi geraknya memberikan kenikmatan untukku... sementara si Sum sendiri
terbaca dari ekspresi wajah dan gerak maupun ekspresi suaranya, sangat menikmati serangan
olah sanggamaku
"Heh... hh.. heh... mas Boo..nny Sum ndak bisa nahan lebih lama... barenggiin yaa..?
tahhan... maass... hajar lebih daleemm lagi..." Ekspresi wajah dan gerak si Sum mulai
gelisah... kubaca kondisi ini dan keluarlah aji pamungkasku... kedua tangan Sum kutekan
ke ranjang sehingga terkunci nggak bisa bergerak lalu dengan kedua kakinyapun kubuat
terbatas gerakannya... mulailah ayunan pinggulku kupercepat dan kuperkeras... kepala batang
kemaluanku merajam tanpa ampun dasar liang sanggama Sum dengan kecepatan semakin tinggi
dan hajaran semakin keras...akibatnya... tanpa dapat ditahan tubuh bahenol Sum menggelejat
liar melepas orgasme.
"Oooowwwhhhh..mas...mas...mass ss Boonn..nnyy.. nnnggghhh...!" lenguhan panjang mengiringi
lepasnya kenikmatan seksual seorang wanita... aku masih stabil mengayun dengan hi speed
dan hi power.... dengan posisi tetap terkunci kulihat kembali wajah Sum menegang dengan
mata membelalak menatapku seolah takjub...
"Ooooww...! hoooohhh... maaaassss... Suumm dapettt lagggggiii!" tubuh bahenol si Sum kembali
kelojotan hebat disambar orgasme keduanya... pada saat itu si Sum masih berusaha
menundukkan kesaktian kejantananku dengan menggeol pinggul sejadi-jadinya.
"Woooohhh...! ayooo... keluariiin... mmaass..hhhhiihh..!" seru si Sum dengan wajah penasaran.
liang sanggama yang semula seret dilalui batang kemaluanku, kini terasa licin dan begitu
loncer, sampai mengeluarkan suara ceprat-ceprot, karena membanjirnya cairan vagina si Sum
akibat dua kali orgasme.
"Gimana Sum..? hhh... masih pingin dapet lima kali.." tanyaku sambil masih mengayun
kemaluanku memompa liang sanggama si Sum yang semakin becek.. kali ini ayunanku tak
sekencang dan sekuat tadi.
"Ngghh... bisa semaput mungkin... wih.. wih mas Bonny kaya badak... kuat banget..." jawab
si Sum sambil mengulumi puting susuku dan kurasakan pinggulnya bergerak lagi.
"Maass... ntar pejuhnya keluarin di sini yaa..?" kata si Sum sambil menjulurkan lidah
panjangnya.
Sekali lagi tubuh si Sum menggelepar gila disambar orgasmenya yang ketiga, dan kira-kira
2 menit kemudian saatkupun tiba... kuhajar liang sanggama si Sum dengan kejamnya, menjelang
muncratnya sang bubur sumsum... dengan gerakan yang sangat kompak dalam mengatur posisi...
akhirnya muntahlah lendir syahwatku ke rongga mulut si Sum dan disambut dengan sangat rakus
oleh wanita berbody bahenol ini, bahkan disedot-sedotnya batang kemaluanku sampai
benar-benar kering spermaku.
"Iiih... mas Bonny ternyata jagoan ******* lho... seumur-umur baru sama mas Bonny ini Sum
bisa keluar berturut-turut... iiiihhh... ngeriii deeh.."kata si Sum menyatakan
kekagumannya, sambil menyisir rambut hitamnya didepan cermin.
"Kenapa kok ngeri...?" tanyaku sambil mencari kemana jatuhnya celana dalamku.
" Kalo ketagihan gimana...? enaak banget siih.." si Sum membungkus tubuh bahenolnya dengan
handuk.
" Selama pusaka gue masih bisa ngaceng, lu pingin dapet enak berapa kali gue kasiih.."
sahutku sambil mengenakan celanaku.
" Iiiihhh... dasar lelaki... ngomongnya doang... kaya mas Bonny ini, pertama anaknya
disosot, terus nyokabnya digagahi pula... eh.. eh... babunyapun dihajar juga..!" kata si
Sum sambil ketawa genit.
" Sialan lu... siapa suruh mengumbar memek sembarangan. Eh... Sum lu punya ******-kontolan
beli dimana lu...?"
" Oooohh.. dari nyonya, dulu Sum pacaran sama Supar tukang siomay... ketahuan nyonya, saya
lagi di***** di garasi... nyonya takut Sum meteng... lalu Sum dilarang pacaran sama
Supar..."
"Hubungannya ama ****** mainan itu apa..?"
" Sum bilang, kalo 3 hari nggak di***** lelaki, Sum suka pusing dan uring-uringan... terus
itu dikasih mainan itu sama nyonya... lumayan bisa dipake kapan saja Sum pengen..."
Celoteh Sum sambil menimang-nimang dildo pemberian tante Ira...Tepat jam 24.00 gue balik ke
ruangan Home Theatre... kulihat tubuh tante Ira masih belum berubah posisinya...
benar-benar pulas tidurnya, Gue duduk di sofa sambil menikmati Coca cola kaleng yang gue
bawa dari bawah... duduk di ruangan ini gue jadi inget waktu hubungan gue ama Beby lagi
hot-hotnya... di ruangan ini pula pertama kali gue setubuhin tubuh montok Beby... setelah
kena gue bo’ongin...gue inget itu setelah 2 minggu gue resmi macarin do’i...
" Beb... nonton VCD aja yuuk... gue baru dapet kiriman dari Anto’ temen gue yang di Amrik...
" Setelah hampir 2 jam ngobrol berdua di ruang tamu.
" Ah elo, udah bosen ya ngobrol ama gue? ditonton di rumah kenapa..?" Sahut Beby sengit.
" Beby, karena gue pengin nonton berdua ama lu... gue rasa lu juga suka..."
" Iiih sok tau deeh... emang lu tau film kesukaan gue....? ayyooo deh sayyyaangg... gitu aja
ngambek.." Beby bangkit dari duduknya sambil merapikan blouse dan roknya yang sempat gue
bikin lecek saat session peluk, remas dan cium selama setengah jam... yang akhirnya bikin
gue horny berat berkepanjangan... udah gue niatin bahwa malam ini, gue harus bisa
meranjangkan Beby... bosen aja lebih sepuluh malem gue dibikin horny lewat peluk, cium dan
remasan-remasan di ruang tamu rumahnya... nggak tuntas friend... kalo nggak nyokabnya lewat,
si Sum sambil nyeletuk jorok...
"Oooh my God... lu tau aja Bon film kesukaan gue..." bisik Beby yang duduk di sebelah gue..
setelah seperempat jam film terputar...
" Itu salah satu bentuk perhatian gue ke orang yang gue sayang..." sahutku spontan...
padahal sungguh mati tau juga enggak kalo Beby suka film-film yang agak jorok, seperti film
VCD yang gue pinjem dari Tedjo temen gue.
" Cuma gue nggak tau kenapa lu suka dengan film begini Beb..?" tanya gue lembut.
" Karena gue kepengin jadi cewek dalam film itu.." jawab Beby dengan suara mendesah, gue
menangkap nyala gairah dalam kerling matanya yang sekejap menyambar mata gue... gue tangkap
isyarat itu... gue peluk tubuh Beby dengan lembut... " Gue akan mewujudkan apa yang lu
pingin..." Sahutan gue segera disambutnya dengan ciuman bibir yang hangat... bibir kami
berpagutan dengan gairah yang mulai menggelegak, lidah dalam rongga mulut kami saling belit
dengan liar... gue rasain desah nafas Beby mulai tak beraturan,
tangan gue mulai gerayangan masuk kebalik blouse Beby, tubuh sintal Beby menggeliat dan
mendesah lirih ketika tangan gue mengelus kulit pinggangnya dan bergerak menggelitik
punggungnya, kembali tubuh sintal ini menggeliat resah mendesak ketubuh gue disertai remasan
gemas pada otot punggung gue... gue ngerasain kekenyalan payudara montok gadis berdarah
Menado ini... sekali sentil lepaslah kaitan BH berukuran 36B di punggung Beby...
" Oooohhh... Boonnyy..." desahnya lirih dengan mata setengah terpejam
" Sayaangg..." sahut gue pendek
" Lu bandel..." katanya sambil merenggut T-shirt gue lepas dari tubuh... dan gue juga
ngelakuin hal yang sama.... mata gue nanar ngeliat kemulusan tubuh atas Beby yang baru kali
ini gue liat seutuhnya, payudaranya yang montok nampak mengkal mengeras dengan puting susu
berwarna merah tua tampak mencuat ke depan... Gila bener gue ga’ sabar friend... gue sosot
aja langsung puting susunya sebelah kiri....gue mainin lidah gue disitu.
" Ooooww.. my god... Bonnny lu emaaangg bandelll..." tubuhnya menggerinjal keras. posisi
tubuh Beby kini duduk mengangkang di pangkuan gue, saling berhadapan... Tubuh indah Beby
hanya terbalut CD mini berwarna hitam... ooo... friend tangan gue kaya nggak bosen
ngeremesin payudara indah Beby yang sangat montok dan kenyal bak karet... gue yakin ekspresi
wajah Beby menunjukkan rasa kenikmatan... dan gue juga yakin do’i pasti suka... sebaliknya
dengan liar do’i membalas dengan ciuman-ciuman yang variatif pada leher dan muka gue... dada
bidang gue tak lepas dari remasan atau lebih tepatnya cakaran jari jari lentik berkuku
panjang itu.. nafas betinanya mendengus tak beraturan... tangan gue mulai merayap ke balik
CD hitamnya dan gue remasi pantat besarnya yang terus di goser-goserkan ke tubuh gue...
gue temuin lubang anusnya... sejenak gue elus-elus dan bergerak lagi sedikit gue ketemu
sekumpulan rambut halus yang lumayan lebat... jari gue menerobos rerimbunan rambut kemaluan
Beby... sampai gue temuin belahan bibir vaginanya... ternyata udah basah licin...jari gue
bergerak menggelitik syaraf-syaraf perasa pada kulit bagian ini.
"Booonnny.!! terusin...!!! sayannnnggg gue pengin tuntasin hasrat ini..." suara Beby
bergetaran parau merespon aksi jari gue di selangkangannya. Gue rebahin telentang tubuh Beby
diatas sofa hitam Beby pasrah ketika CD hitamnya gue lepas, waoow.. manakala sepasang kaki
panjangnya direntang lebar... mempertontonkan bibir vagina yang merah basah dikelilingi
rambut kemaluan yang rimbun terpotong rapi... tanpa banyak cincong kusosot pangkal
selangkangan indah itu, gue mainin tarian lidah di antara bibir vagina yang beraroma khas...

"Sssss...hhhoooo..! " pinggul besar itu bergerak gemulai menyesuaikan dengan tarian lidah
gue, diiringi rintih dan desah yang menggambarkan kenikmatan birahi seorang wanita, lidah
gue menari lincah membesut liar klitoris yang kian membesar dan mengeras... jari tengah gue
menyelinap diantara bibir vagina dan langsung memasuki lorong berlendir licin... Beby
mendesah panjang manakala jari tengahku yang panjang dengan nakalnya menggelitik dinding
liang cintanya.... tangannya menggapai selangkanganku yang sudah menggembung, akibat
desakan kemaluanku
" Booonnyy... gue pingin punya lu... iiihhh... keras banget... gede nggak Bonn...?" sambil
ngoceh nggak jelas, Beby dengan cekatan berhasil menelanjangi gue, posisi kita menjadi 69,
kembali gue dengar teriakan kagum dari Beby yang kini gue yakin sedang berhadapan dengan
to’ol gue yang panjang maksimumnya 18cm dengan diameter 5.5cm.
" Gilaaaa... baru kali ini gue temuin musuh seseram ini... gue suka Bonnn.... gue nggak
sabar pengin segera ngerasain, yang segede lu punya.. iiihh keras lagi" kata Beby dengan
suara mendesis bernada kagum, ooow maak.! batang kemaluan gue dihajar bibir indah yang rada
dower milik Beby, lidahnya dengan lincah menjelajahi area selangkangan gue, bahkan dubur
gue nggak luput dari aksi lidahnya yang liar dan nakal... dalam posisi 69 ini, serangan
balikku tak kalah galak... klitorisnya kukenyut-kenyut dan kuoles-oles lembut dengan
sapuan lidahku... sementara jari tengahku menjelajahi liang becek menggelitik syaraf-syaraf
birahi di seputar dinding liang sanggamanya...
" sssh.. sss ampuun Boonn...! ooowww gue nggak tahan... hh hh.. gue pengen... orgasme dengan
si bongsor ini..." seru Beby dengan suara gemetaran, gue belum jawab, Beby sudah merubah
posisi.. Do’i rebah telentang di sofa dengan sepasang kaki panjangnya terentang lebar,
mempertontonkan anatomi rahasianya... sepasang bibir vagina yang merah basah menggembung
gemuk, bergerak kembang kempis menanti mangsa, dikelilingi rambut-rambut halus yang lumayan
lebat... matanya yang agak sipit menatap gue dengan tajam penuh ketidak sabaran...bibirnya
yang dower seksi monyong-monyong seakan memprotes gue yang lelet..
" Booonn... hhh...hhh... ayo sayaaangg.. lu juga bakal gue kasih nikmatnya olah cinta gue...
mmm...ooohh..." suaranya mendesah dan mendesis, sambil jari-jari tangan kirinya mengelusi
kadang menjebirkan bibir vaginanya yang sedower bibir atasnya... Dengan gaya yang sangat
cool gue berlutut diantara pangkal pahanya... gue remas sepasang payudara montoknya dengan
dua tangan... cewek Fak. Ekonomi setahun di bawah gue ini mengeram resah... hhmmm sepasang
kaki panjangnya bergerak menjepit pinggangku , sehingga bibir vaginanya yang licin menempel
erat ke batang kemaluanku yang mengacung galak... kemudian dibesot-besotkannya belahan
bibir vaginanya yang basah dengan liarnya... matanya tampak mengerinyit kesal.
" Bonny lu nakal banget siiih... " protesnya
" Gue suka ngeliat cewek yang nggak ketahanan nafsunya... bikin gue tambah terangsang.."
sahut gue kalem, sambil mata gue menatap matanya penuh arti.. kepala batang kemaluan gue
yang mirip topi baja itu gue oles-olesin di sepanjang belahan bibir vagina Beby sampai
menyentuh klitorisnya yang mengintip malu-malu, disambut desah resah, pinggul montoknya yang
terus bergerak, bergoyang dan menggeol gemulai oooh merangsang sekali, wajah gemasnya
terpancar jelas lewat sinar matanya yang agak sipit... ekspresi bibir dowernya, kadang bibir
bawahnya digigit, monyong-monyong atau meringis memperlihatkan giginya yang beradu dengan
rahang mengeras... mmm...ssss kali ini gue yang nggak tahan melihat ekspresi wajah Beby yang
sangat natural
Gue arahin ujung topibaja kemaluan gue ke pintu liang sanggama Beby... dan langsung gue ayun
masuk, tubuh Beby menggerinjal.
" Akkhh..!" serunya tertahan, wajah Beby gue lihat meringis kesakitan dan mata sipitnya
terbeliak menatap gue.
" Pelan-pelan sayaang... gue makin nggak sabar... ayo lagi.." desisnya penuh penasaran.. Gue
ulangi langkah pertama tadi, dengan agak hati-hati... beberapa kali ujung topi baja ******
gue kepeleset ke samping atau kebawah.. walaupun ludahku berhamburan di pintu liang sanggama
untuk membantu melicinkan jalan masuk yang sempit... beberapa kali gagal membuat Beby
tambah semangat... dikangkangkannya selebar mungkin pahany a dan kedua tangannya menahan
kakinya...
"Yaaa....! tekaaannnn... hoo’o...ssss.. aahhh..! Boonny tahann..." dengan ekspresi yang
sulit gue ceritain.. Beby memberi aba-aba... dan gue berhenti mendorong sementara topi baja
itupun amblas..gue lihat nafas beby tersengal sengal dengan keringat mulai berhamburan
membasahi tubuh mulusnya...
" Dorooongg lagi... dengan lembut saayyyaangg....ooookkkhhh..!" kembali gue bergerak dan
berhenti ketika gue lihat telapak tangan kanannya membuka lebar seperti memberi kode
berhenti... setengah panjang batang kemaluanku kini amblas tertanam di pusat selangkangan
Beby.

" Siapa takuut..?" bisik Beby... setelah beberapa saat tubuhnya tak bergerak bagaikan mati
dengan nafas tersengal-sengal... matanya yang sipit menatap gue penuh tantangan... tiba-tiba
gue rasain gerakan lembut seakan mengurut dan menarik batang kemaluan gue yang amblas di
liang sanggama Beby... ternyata Beby menggunakan otot perutnya, membuka jalan masuk batang
kemaluan gue ke dasar liang sanggamanya, gue sedikit bergetar dengan kenikmatan yang gue
rasain dan akhirnya amblaslah hampir seluruh otot tegang di selangkangan gue tertelan liang
cinta di pusat selangkangan beby...
" Ayo jantan... berdansalah di atas tubuh gue.." bisik Beby sambil lidahnya yang runcing
panjang menggapai daun telinga gue...dengan gerakan coba-coba kuayun lembut pinggul gue..
keluar dan masuk... Beby mendesah dengan mata setengah terpejam.
" Nikmat Beby sayang..?"
" Bukan main... otot jantan lu memenuhi liang cinta gue, teruskan sayaang jangan ragu.."
desah Beby dengan mata masih terpejam tampak menikmati, sambil menggerumasi rambut gondrong
gue. Tarian pinggul gue, disambut desah dan desis kenikmatan disertai remasan lembut
jari-jari lentik Beby pada segenap otot punggung gue, dan gue nikmatin jepitan liang
sanggama yang sempit. gue tambah power dalam ayunan pinggulku...disambut rintihan manja Beby
dan jepitan itupun makin nikmat gue rasakan.
" Bonny...oohh... otot jantan lu menggelitik seluruh... syaraf liang cinta gue..." mendengar
respon Beby dansa gue tambah ekspresif...
"Yaaahh..! Booonny... lu galak bangeeettt... gue sukaa sayaang... yaaa... terus.. Boonnn..!
"suara Beby meninggi dan gue rasakan pinggulnya mulai bergoyang bertanda otot elastis liang
sanggama Beby mulai bekerja... selanjutnya gerakan
tubuh kami yang menyatu semakin liar. Pinggul gue mengayun menghantar rajaman kejam kepala
batang kemaluan ke dasar liang sanggama Beby, tanpa ampun... sementara tubuh sintal di
bawah tubuh gue pun menunjukkan perlawanan gigihnya, pinggul bulatnya tak hentinya
bergoyang dan menggeol gemulai mengcounter serangan gue, agaknya Beby mulai mengeluarkan
jurus-jurus goyang pinggul simpanannya... dari yang rasanya ****** gue kaya dikemot-kemot
mulut ompong sampe yang rasanya ****** gue dilipet-lipet didalam liang sanggamanya...
pokoknya semuanya ampun deh nikmat bener... wajahnya kadang beringas menatap gue penuh
dendam... kadang matanya menatap wajahku dan seolah mengatakan rasakan goyang pinggul gue..
! kadang dengan mesra kecupan bibir dowernya menjelajahi leher dan dada gue... bahkan
desahan panjang bernada putus asapun sempat keluar dari mulutnya.
" Lu... oohh... hh.. hh.. e... emang pejantan sejati Bonn... hh..uuhh..." rengek Beby
menunjukkan kegeraman, mata sipitnya menatap mata gue dengan sinar mata gemas, menyusul
meredanya goyang pinggul Beby yang bak pusaran angin puting beliung...
" Gue nikmatin keliaran lu sayaang..." gue perlambat ayunan pinggul gua...
" Gue yakin... lu bangsa pejantan yang tahan lama gue suka hh..hhh.. bikin gue nikmat dengan
gaya yang lain Bonn..." desisnya dengan sinar mata sipitnya yang tajam, tubuh bahenol itu
melepaskan diri dari himpitan gue... Tubuh indah itu berdiri mengangkang menghadap TV
monitor raksasa, kedua tangannya mencengkeram erat frame besi TV monitor tsb. setelah pantat
bulat itu ditunggingkan.
"C’moon honey, hajar gue dari belakang..." mata sipitnya melirik ke arah gue yang masih
telentang di sofa sambil mengocok batang kemaluan gue sendiri agar terjaga kengacengannya,
gue ngeliat bentuk shilhoutte tubuh Beby yang menggeol-geolkan pinggulnya di depan
TV monitor yang sedang menyuguhkan gambar wajah 3 orang wanita yang sedang berebut sperma
yang berhamburan dari sebatang ******... Singkat kata denganpose itu Beby gue hajar
habis-habisan, tubuhnya yang tergolong tinggi memungkinkan untuk itu, tubuhnya meliuk-liuk
dengan erangan-erangan tak lagi ditahan.
"Booonnn...! Haaaa...rrgghh..! hhhhoooo... gueee..! saaaammmpeeee laaggiii... Aaaaarrrrggghh.
.!" Tubuh indah ini menggelejat hebat untuk ke 2 kalinya... tanpa berhenti gue hajar lebih
gila lagi....nggak sampe 30 detik setelah orgasmenya yang ke tiga...
"Ooooohhh shiiit...! ammpppuuunn.. Boonn gue dapeeeeeett laggggghhhooooowww..!!!" kali ini
kedua tangannya menggapai ke leher gue dan tubuhnya bergantung pada tubuh gue.. setelah
tubuhnya berhenti menggelejat bak orang sekarat dengan suara seraknya melolong penuh
kegemasan...
" Gue isep aja ya sayy... gue nyeraah deh... hhh.. hh" bisiknya lemah.. ditengah nafasnya
yang belum beraturan... iiihh, pucet banget mukanya...apa boleh buat... malem itu peju gue
berhamburan di wajah Beby....itupun tanpa sempet ngebersihin peju gue yang belepetan di
wajahnya... langsung pules do’i ketiduran... ya uddeh.. gue cabut aja.
setelah gue selimutin tubuh bugil Beby cewek gue... Sambil siul-siul kecil gue turun tangga,
busyeet di anak tangga ada onggokan pakaian dalem perempuan... seinget gue Beby gue
telanjangin di ruang Home Theatre... sayup-sayup gue denger... busyet ga’ salah orang lagi
ML... langsung gue ngendap-endap mencari sumber suara... untung tempat gue bediri agak
gelap...naaahh... ketemu lu... whaaattt??? nyokapnya Beby... lagi disetubuhin laki-laki
yang gue kenal karena beberapa kali ketemu di rumah ini...
" Aaaahh... Deeenn... tunggguu dooonngg..!" keluh Tante Ira dengan nada kecewa dan gue
lihat laki-laki itu mencabut kontolnya dari memek Tante Ira dan semburatlah peju kental
diatas perut Tante Ira banyak sekali... namun tanpa respon dari Tante Ira...
" Sooorry hh...hhh... sayaaanng Abang ngggak tahann..." kata Oom Deden dengan nafas
ngos-ngosan...
" Sorry...? uuuh sebel masak udah hampir seminggu gue nggak dapet juga... udah abang coli
aja di rumah...uuuuh..!!" Tante Ira meninggalkan Oom Deden yang bengong. Mata gue mengikuti
langkah gemulai Tante Ira yang telanjang bulat memasuki kamar mandi .... alamak... tubuh
wanita setengah baya itu ga’ kalah sama anak gadisnya.... toketnya yang besar tampak mengkal
dan masih kencang tegak, dan tubuhnyapun tampak masih singset tak berlemak.... kulihat oom
Deden menyusul ke kamar mandi yang memang tak terkunci... kesempatan buat gue merat keluar
rumah. Udah deh sejak saat itu Beby bagaikan tersedot magnet, lengket ama gue terus.

Pengalaman Pertama yang INDAH [TP]

Hari Kamis kira2 pukul 22.00 kami masih di tengah perjalanan setelah mengunjungi beberapa obyek wisata, karena sudah sama-sama lelah akhirnya ketika tiba di sebuah kota kami memutuskan untuk check in. Sebenarnya kami sudah reservasi di kota lain yang jaraknya kira2 masih 1 jam lagi tapi berhubung sudah kelelahan akhrnya kami memutuskan malam ini tinggal di hotel ini dulu. Berhubung belum reservasi kami juga ngga terlalu yakin janga-jangan udah full tapi setelah sampai ke resepsionis yang menyambut kami dengan sangat ramah baru kami tahu kalo masih ada kamar-kamar yang kosong. Tanpa banyak kejadian malam itu berlalu begitu saja kami sama-sama kelelahan jadi langsung mandi dan tidur.

Keesokan paginya aku merasa segar setelah beristirahat jadi aku minta ijin suami untuk berenang di lokasi itu juga sementara suamiku memilih fitness. Setelah berenang beberapa lama kolam mulai ramai pengunjung meski tidak terlalu padat. Awalnya aku tidak terlalu memperhatikan satu per satu pengunjung lain, maklum tujuanku memang cuman mau berenang. Tapi waktu aku berhenti sejenak untuk beristirahat di tepi kolam aku lihat dua orang cowok yang menarik perhatianku. Setelah kuamati wajah mereka mirip2 meski nggak bener2 sama, jadi tebakanku mereka kakak-beradik atau setidaknya masih berhubungan darah. Usianya kira-kira 27-29 yah paling tua 30-lah tebakanku, wajah keduanya keliatan ramah, badannya atletis (tapi ngga terlalu berotot kayak binaragawan lho), kulitnya bersih terawat...pokoknya tipe2 yang bikin aku tertarik lah singkatnya.


Dengan sedikit nakal aku tetap duduk di tepi kolam sambil melihat mereka diam-diam sampai akhirnya timbul pikiran untuk berfantasi. Hasilnya luar biasa...ngga perlu waktu lama aku horny berat n miss V mulai basah...hi...hi... Seperti yang sebelumnya pernah aku ceritakan di posting sebelumnya kalo aku n suami tertarik swinger tapi belum berani mewujudkan. Hari itu entah kenapa (mungkin krn sdh horny berat J) akhirnya aku beranikan diri temui suami yang lagi fitness, kebetulan jarak antara kolam renang dan tempat fitness ngga terlalu jauh. Waktu aku ceritakan kejadian di kolam eh..suamiku malah tersenyum nakal. Trus dia tanya: “kalo memang tertarik ya coba aja..” Aku ngga yakin dia serius ato menggoda setelah aku tanyakan lagi dia bilang intinya terserah aku yang penting jangan sampai nyesel n dia boleh gabung atau nonton. Berhubung aku udah terangsang berat akhirnya aku kembali ke kolam renang.

Kali ini niatku bukan renang lagi J aku mulai melepas handuk yang tadi aku pakai untuk menutup badanku n aku kembali berenang. Aku sengaja berenang di area yang berdekatan dengan kedua cowok tadi. Setelah beberapa saat mereka mulai menyadari kehadiranku, beberapa kali kulihat dari sudut mata mereka memperhatikan aku. Akhirnya kuberanikan diri untuk bertatapan mata dengan salah satunya (waktu itu yang satunya lagi lagi berenang). Waktu pandangan kami bertemu dia tersenyum dan kubalas juga dengan senyum. Akhirnya dia mendekati aku dan berkenalan namanya sebut saja M dan benar dugaanku yang satu lagi namanya H dan keduanya memang kakak beradik. Sama seperti aku mereka bukan orang asli kota itu tapi hanya sekedar berlibur. Kami mulai akrab karena mereka sama-sama ramah dan easy going akhirnya sama-sama lupa berenang tapi justru asyiki ngobrol. Obrolan mereka mulai sedikit “nakal” tapi ngga murahan...bener-bener cowok yang bikin aku on. Aku pengen mulai menganggapi tapi masih deg-degan (maklum biasanya cuma godain cowok di forum DS, e-mail ato YM hi..hi..). Setelah semakin akrab aku mulai mencoba ke tingkat berikutnya J . Aku berpura-pura berenang sedikit trus langsung brenti sambil pura-pura kram kaki (emang cuma cowok yang bisa nge-gombal he..he..). Mereka langsung bereaksi n menawarkan mijit kakiku...sambil masih berdebar-debar dan sedikit keringat dingin aku mengijinkan mereka. Akhirnya si H mulai memijit kaki ku... setelah beberapa saat aku menyadari dia mulai mengagumi kaki dan pahaku yang waktu itu memang terllihat karena pake pakaian renang. M yang cuman duduk pun beberapa kali ketangkap matanya juga mencuri-curi pandang. “Gimana udah enakan?” tanya H. “Yah udah lebih baik tapi kalo mau dipijitin terus juga boleh kok” kataku sambil tertawa. Mereka pun juga tertawa tapi H tetep ngga berhenti mijitin kakiku. Waktu itu posisinya aku di duduk tepi kolam sementara kakiku masih di air sedang M dan H tetap berdiri di dalam air. Pijitan H lama-kelamaan terasa beda, remasannya kali ini mulai sedikit nakal jadi aku mulai horny lagi...semakin lama rasanya semakin ngga ketahan sementara M kayaknya masih canggung dan mencari celah untuk menyentuh aku. Aku membuka pembicaraan dengan M memuji badannya yang atletis, trus...aku sentuh dadanya yang bidang dengan jari ku sedikit mendorong...”Wah keras ya dadamu...”. Dia keliatan terkejut (tapi menikmati dong pastinya).....

------sebenarnya kejadiannya masih panjang tapi capek tulisnya jadi disingkat aja ya J-----------------

Singkat cerita akhirnya kami menuju ke kamarku dan kami mandi bersama di shower. Bener-bener luar biasa pengalaman pertamaku mandi sama cowok lain selain suamiku dan langsung dua orang...... Selama mandi kami saling menyentuh dan meremas, pokoknya saling memberi n menerima rangsangan. Setelah itu kami sama-sama menuju ke ranjang. Pintu kamar sengaja ngga aku kunci biar suami bisa masuk sewaktu-waktu.

M dan H mulai menjilati dan menciumi kakiku, meremas-remas pahaku sesekali bergantian mencium bibirku. Amazing...!!! Wow....!!! (jadi horny lagi nih inget kejadiannya). Setelah puas menikmati bagian depan tubuhku mereka menyuruhku membalikkan tubuh, kini punggung, tengkuk dan pantat-ku bergantian dicium dan dijilat kedua cowok seksi ini. Akhirnya aku bener-bener terangsang aku balikin badan dan menarik H (dia yang lebih dekat posisinya saat itu) dan mulai kujilat dada, puting dan perutnya yang seksi sementara M meremas-remas dadaku dari belakang. Sementara kami lagi asyik tiba-tiba suamiku masuk kamar dan langsung mengunci pintu. M dan H tampak terkejut dan bengong. Aku yang masih horny berat cuma bilang “itu suamiku” trus aku terusin mencium dada H. Meski keliatan canggung dan bingung H melanjutkan permainannya sementara M yang agak lama baru bereaksi kembali menciumi punggung ku. Seklias kulihat suamiku duduk di sofa yang jaraknya ngga terlalu jauh dari ranjang sambil menikmati permainan kami.

Satelah aku semakin terangsang aku minta mereka masukkin P-nya ke V-ku tapi sebelumnya aku suruh mereka pake kondom (untung aku dan suami memang selalu sedia he...he...), jujur aja saat ini aku ngga terlalu perduli siapa yang mau masukin. Waktu itu yang kutahu ada satu P di dalamku dan yang lain kumasukkan ke dalam mulutku.

----aduh sori capek bener ceritanya---------

Intinya setelah aku O beberapa kali (ngga keinget pastinya) H dan M bergantian (ngga inget juga siapa duluan) akhirnya menumpahkan spermanya masing-masing di perut dan pantatku. Terus mereka masukkin lagi beberapa kali ke V-ku bergantian. Akhirnya kami menuju kamar mandi. Selesai mandi ternyata suamiku sudah ngga ada di dalam kamar. Mereka berdua berpamitan. Setelah keduanya keluar dari kamar aku telp Hp suamiku ngga lama kemudian dia sudah kembali ke kamar. Katanya canggung kalo harus bicara sama mereka berdua jadi mendingan ngga ketemu. Siang itu akhirnya kami memutuskan chek-out cepat-cepat dan menuju ke hotel di kota lain yang sudah kami pesan sebelumnya karena baik aku maupun suami sama-sama malu kalau bertemu sama mereka he..he.. maklum baru pengalaman pertama jadi masih canggung.
Yang jelas hari itu kami (aku dan suami) sama-sama menikmati kejadian siang itu beberapa kali kami membahas di jalan sambil tertawa. Akhirnya setelah sampai di Hotel yang kami tuju kami langsung bercinta meski belum sempat makan siang dan berlangsung cukup lama. Berkali-kali dia bilang kalo aku bener-bener seksi....(jadi malu nih dengernya..)